Kamu milikku sekarang, Harry berpikir atas dinding-dinding Diagon Alley, dan seluruh toko-toko dan barang-barang, dan seluruh penjaga toko dan pelanggan; dan seluruh tanah dan rakyat dunia sihir Inggris, dan seluruh dunia sihir yang lebih luas; dan seluruh alam semesta yang mana para ilmuwan Muggle pahami jauh lebih sedikit dari yang mereka percayai. Saya, Harry James Potter-Evans-Verres, sekarang mengklaim wilayah ini dalam nama Sains.
Halilintar dan guntur benar-benar gagal berkilat dan bergemuruh dalam langit tak berawan.
“Apa yang sedang kamu senyumkan?” tanya Profesor McGonagall, dengan waswas dan lesu.
“Aku ingin tahu apakah ada mantra untuk membuat halilintar berkilat di latar belakang tiap kali aku membuat resolusi menakutkan,” Harry menjelaskan. Dia menghafalkan dengan hati-hati tiap kata persis dari resolusi jahatnya supaya buku sejarah di masa depan bisa mencatatnya dengan benar.
“Aku punya suatu perasaan khusus yang mengatakan bahwa aku seharusnya melakukan sesuatu tentang ini,” desah Profesor McGonagall.
“Jangan hiraukan, nanti juga hilang. Ooh, mengkilap!” Harry menahan sementara gagasan penaklukan dunia dan melompat-lompat kecil ke toko dengan pajangan terbuka, dan diikuti Profesor McGonagall.
*
Harry sekarang sudah membeli bahan-bahan ramuannya serta kuali, dan, oh, beberapa barang lagi. Barang yang layak untuk dibawa dalam Kantong Penyimpanan Harry (alias Kantong Super Moke QX31 dengan Mantra Perluasan Tak Terdeteksi, Mantra Pemanggil, dan Mulut Melebar). Pembelian cerdas, dan masuk akal.
Harry benar-benar tak mengerti kenapa Profesor McGonagall terlihat begitu mencurigai.
Sekarang, Harry berada dalam toko yang sebegitu mahal hingga mampu membuka pajangan di jalan utama berpilin Diagon Alley. Toko itu memiliki halaman depan terbuka dengan barang dagangan disusun pada barisan kayu miring, dijaga hanya oleh kilau tipis kelabu dan gadis muda pelayan toko yang memakai jubah penyihir dalam versi yang sangat dipendekkan hingga memperlihatkan lutut dan sikunya.
Harry sedang mengamati padanan dari kotak pertolongan pertama dalam dunia sihir, Kotak Penyembuhan Darurat Plus. Ada dua bebat yang pengencang sendiri. Satu Ramuan Stabilisasi, yang akan memperlambat pendarahan dan mencegah syok. Semprotan yang terlihat seperti api likuid, yang seharusnya memperlambat secara drastis sirkulasi di dalam daerah yang dirawat sambil menjaga oksigenasi darah sampai paling lama tiga menit, kalau kamu ingin mencegah racun dari menyebar ke seluruh tubuh. Kain putih yang bisa dibungkuskan pada bagian tubuh untuk mematirasakan sakit sementara. Plus sejumlah barang lain yang Harry benar-benar tak mampu untuk pahami, seperti “Pengobatan Paparan Dementor”, yang terlihat dan berbau seperti cokelat biasa. Atau “Penangkal Bafflesnaffle”, yang terlihat seperti telur kecil bergetar dan membawa plakat yang menunjukan bagaimana cara menjejalkannya ke lubang hidung seseorang.
“Sesuatu yang wajib dibeli untuk lima Galleon, kamu juga setuju kan?” Kata Harry pada Profesor McGonagall, dan si gadis pelayan toko terlihat di sebelah mengangguk penuh semangat.
Harry sudah mengharapkan sang profesor untuk memberi suatu komentar dukungan atas kecermatan dan kesiapannya.
Yang dia dapat ternyata malah sesuatu yang hanya bisa dideskripsikan sebagai Mata Iblis.
“Dan kenapa,” kata Profesor McGonagall penuh kecurigaan, “apakah kamu berharap untuk membutuhkan kotak obat, anak muda?” (Setelah kejadian yang patut disayangkan di Toko Ramuan, Profesor McGonagall mencoba menghindari sebutan “Tn. Potter” selama ada orang lain di sekitar.)
Mulut Harry membuka dan menutup. “Aku tidak berharap untuk membutuhkannya! Ini cuma untuk jaga-jaga!”
“Berjaga-jaga atas apa?”
Mata Harry melebar. “Kamu tidak berpikir bahwa aku merencanakan untuk melakukan sesuatu yang berbahaya dan itulah alasan kenapa aku memerlukan kotak medis?”
Pandangan suram mencurigai dan tatapan ironis tak percaya adalah jawabannya.
“Great Scott!” kata Harry. (Ini adalah ekspresi yang ia tiru dari ilmuwan gila Doc Brown dalam Back to the Future.) “Apakah kamu juga berpikir demikian waktu aku membeli Ramuan Bulu-Jatuh, Gillyweed, botol Pil Makanan dan Air?”
“Ya.”
Harry menggeleng kepala dengan takjub. “Dan rencana macam apa yang kamu kira sedang kupikirkan, di sini?”
“Aku tak tahu,” kata Profesor McGonagall muram, “tapi itu akan berakhir antara kamu membawa satu ton perak ke Gringotts, atau suatu dominasi dunia.”
“Dominasi dunia adalah frasa yang sangat jelek. Aku lebih suka menyebutnya optimisasi dunia.”
Gurauan kocak ini tak berhasil menentramkan si penyihir yang memberinya Tatapan Maut.
“Wow,” kata Harry, begitu dia sadar bahwa si penyihir serius. “Kamu benar-benar berpikir demikian. Kamu benar-benar berpikir bahwa aku merencanakan sesuatu yang berbahaya.”
“Ya.”
“Apakah hanya itu satu-satunya alasan seseorang untuk membeli kotak pertolongan pertama? Tolong jangan salah sangka, Profesor McGonagall, tapi anak-anak gila macam apa yang biasa anda tangani?”
“Gryffindors,” Profesor McGonagall muntahkan, kata yang membawa muatan kepahitan dan keputusasaan yang jatuh bagai satu kutukan abadi atas seluruh entusiasme muda dan semangat tinggi.
“Wakil Kepala Sekolah Profesor Minerva McGonagall,” kata Harry, menempatkan tangannya tegas di pinggangnya. “Aku tidak akan masuk ke GryffindorтФА”
Di titik ini sang Wakil Kepala Sekolah menyela dengan sesuatu tentang bagaimana kalau itu terjadi dia akan memikirkan suatu rencana untuk membunuh satu topi, komentar aneh yang Harry biarkan lewat tanpa tanggapan, walau gadis pelayan toko sepertinya tiba-tiba terbatuk.
“тФАAku akan masuk ke Ravenclaw. Dan kalau kamu pikir aku akan melakukan sesuatu yang berbahaya, maka, jujur, kamu tak memahamiku sama sekali. Aku tak suka bahaya, itu menakutkan. Aku ini bersikap cermat. Aku sedang bersikap hati-hati. Aku sedang mempersiapkan keadaan darurat yang tak terprediksi. Seperti bagaimana orangtuaku biasa menyanyikan padaku: Bersiaplah! Itulah lagu barisan Pramuka! Bersiaplah! Seperti melewati hidup kamu berbaris! Jangan gelisah, jangan gugup, jangan takutтФАbersiaplah!”
(Orangtua Harry sebenarnya hanya pernah menyanyikan bagian itu saja dari lagu Tom Lehrer, dan Harry benar-benar tak tahu sama sekali bagian lain.)
Sikap Profesor McGonagall sedikit melembutтФАwalau sebagian besar karena Harry sudah berkata bahwa ia ingin masuk Ravenclaw. “Dan keadaan darurat macam apa yang kamu bayangkan perlengkapan ini akan membuatmu siap, anak muda?”
“Salah satu teman sekelasku digigit monster mengerikan, dan saat aku merogoh dengan panik ke dalam kantong mokeskinku mencari sesuatu yang bisa menolongnya, dia memandangku redup dan dengan napas terakhirnya berkata, ‘Kenapa kamu tidak bersiapsiaga?’ Kemudian dia meninggal, dan aku tahu di saat matanya menutup bahwa dia tak akan pernah memaafkankuтФА”
Harry mendengar gadis pelayan toko terkesiap, dan dia memandang ke atas dan mendapati gadis itu menatapnya dengan bibir tertutup rapat. Kemudian si gadis muda itu berbalik dan lari masuk ke ruang toko yang lebih dalam.
Apa тАж ?
Profesor McGonagall menggapai, dan menjangkau tangan Harry dalam tangannya, lembut tetapi erat, dan menariknya keluar ke jalan utama Diagon Alley, menggiringnya masuk ke dalam lorong di antara dua toko yang tersusun atas bata kotor dan membuntu dalam dinding tanah hitam pekat.
Sang penyihir tinggi mengacungkan tongkat sihirnya ke jalan utama dan berkata “Quietus” katanya, dan layar kesunyian turun di sekitar mereka, menghalangi semua suara-suara dari jalan.
Apa salahku тАж .
Profesor McGonagall berputar menghadap Harry. Dia tidak sepenuhnya memakai ekspresi Wajah Pelanggaran orang dewasa, tetapi ekspresinya datar, terkontrol. “Kamu harus ingat, Tn. Potter,” katanya, “bahwa ada perang di negara ini sepuluh tahun lalu. Semua orang pernah mengalami kehilangan, dan perkataan tentang temanmu mati di depanmuтФАtak boleh dilakukan sembarangan.”