“AkuтФАaku tak bermaksud untukтФА” Konsekuensi wajar muncul bagaikan batu yang jatuh ke dalam imajinasi Harry yang luar biasa nyata. Dia berkata tentang seseorang yang menghembuskan napas terakhirnyaтФАdan kemudian gadis pelayan toko tadi lariтФАdan perang berakhir sepuluh tahun lalu jadi gadis itu berusia paling tidak delapan atau sembilan tahun, waktu, waktu, “Aku minta maaf, aku tak bermaksud untuk тАж .” Harry tersedak, dan berbalik dan berusaha untuk lari dari tatapan si penyihir dewasa tapi dinding tanah menghalangi jalannya dan dia belum memiliki tongkat sihir. “Aku minta maaf, aku minta maaf, aku minta maaf!”
Ada desahan panjang di belakangnya. “Aku tahu kamu menyesal, Tn. Potter.”
Harry memberanikan diri menengok ke belakang. Profesor McGonagall hanya terlihat sedih, sekarang. “Aku minta maaf,” kata Harry lagi, merasa sangat buruk. “Apakah hal yang seperti itu terjadi padaтФА” kemudian Harry mengunci bibirnya dan menutupinya dengan tangan untuk memastikan.
Wajah si penyihir dewasa berubah jadi sedikit lebih sedih. “Kamu harus belajar untuk berpikir sebelum berbicara, Tn. Potter, kalau tidak kamu akan menjalani hidup tanpa banyak teman. Itu sudah jadi takdir kebanyakan Ravenclaw, dan kuharap itu tak jadi takdirmu.”
Harry hanya ingin melarikan diri. Dia ingin mengeluarkan tongkat sihir dan menghapus seluruh memori tentang kejadian tadi dari ingatan Profesor McGonagall, lalu kembali bersamanya saat sebelum masuk ke toko lagi, membuat semuanya tak terjadiтФА
“Tapi untuk menjawab pertanyaanmu, Tn. Potter, tidak, tak ada yang seperti itu pernah terjadi padaku. Tentu saja aku pernah melihat temanku menghembuskan napas terakhirnya, satu atau tujuh kali. Tapi tidak ada seorangpun pernah mengutukku saat mereka mati, dan aku tak pernah berpikir kalau mereka tak akan pernah memaafkan aku. Kenapa kamu sampai berkata seperti itu, Tn. Potter? Kenapa kamu bahkan sampai memikirkan itu?”
“Aku, aku, aku,” Harry menelan ludah. Itu hanya aku selalu mencoba untuk membayangkan hal terburuk yang bisa terjadi,” dan mungkin karena dia juga sedikit bercanda tapi dia lebih memilih menggigit lidahnya sendiri daripada mengatakan itu sekarang.
“Apa?” kata Profesor McGonagall. “Tapi kenapa?”
“Supaya aku bisa mencegah kejadian itu!”
“Tn. Potter тАж ” suara si penyihir dewasa terdengar mengecil. Lalu dia mendesah, dan berlutut di sampingnya. “Tn. Potter,” katanya, lembut sekarang, “Bukanlah tanggung jawabmu untuk menjaga para murid di Hogwarts. itu tanggung jawabku. Aku tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padamu ataupun yang lain. Hogwarts adalah tempat paling aman untuk anak-anak penyihir di seluruh dunia sihir, dan Madam Pomfrey memiliki kantor penyembuh lengkap. Kamu tak akan membutuhkan kotak penyembuh sama sekali, apalagi satu yang berharga lima Galleon.”
“Tapi aku butuh!” Harry meledak. “tidak ada tempat yang benar-benar aman sepenuhnya! Dan bagaimana kalau orang tuaku kena serangan jantung atau terkena kecelakaan ketika aku pulang waktu NatalтФАMadam Pomfrey tidak akan ada di sana, aku akan membutuhkan kotak penyembuhku sendiriтФА”
“Demi nama Merlin тАж ” kata Profesor McGonagall. Dia berdiri, dan melihat ke bawah pada Harry dengan ekspresi tercabik antara kejengkelan dan keprihatinan. “Tidak perlu untuk memikirkan hal-hal seburuk itu, Tn. Potter!”
Ekspresi Harry membelit dalam kepahitan, mendengar itu. “Ya itu perlu! Kalau kamu tak memikirkannya, kamu tidak hanya melukai dirimu sendiri, kamu akan berakhir melukai orang lain!”
Profesor McGonagall membuka mulutnya, lalu menutupnya. Si penyihir menggosok batang hidungnya, terlihat merenung. “Tn. Potter тАж kalau aku menawarkan untuk mendengarkanmu sebentar тАж apakah ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan padaku?”
“Tentang apa?”
“Tentang kenapa kamu meyakini bahwa kamu harus senantiasa siap siaga menghadapi hal-hal buruk yang bisa terjadi padamu.”
Harry memandangnya bingung. Itu adalah aksioma yang terbukti dengan sendirinya. “Yah тАж” kata Harry perlahan. Dia berusaha menyusun pikirannya. Bagaimana dia bisa menjelaskannya sendiri pada Profesor-penyihir, kalau dia bahkan belum tahu dasarnya? “Peneliti Muggle sudah menemukan bahwa orang-orang biasanya terlalu optimis, dibandingkan dengan realita. Seperti misalnya mereka mengatakan kalau sesuatu hanya akan membutuhkan waktu dua hari dan ternyata membutuhkan waktu sepuluh hari, atau mereka mengatakan bahwa itu akan membutuhkan waktu dua bulan dan ternyata membutuhkan waktu lebih dari tiga puluh lima tahun. Misalnya, dalam satu eksperimen, mereka bertanya pada para murid untuk lamanya waktu mereka bisa menyelesaikan pekerjaan rumah dalam tingkat keyakinan 50% yakin, 75% yakin, dan 99% yakin, dan hanya 13%, 19%, dan 45% murid yang benar-benar menyelesaikan sesuai waktu yang mereka sebutkan. Dan mereka menemukan bahwa alasannya adalah bahwa ketika mereka bertanya pada satu kelompok untuk estimasi keadaan-terbaik kalau semua berjalan sebaik mungkin, dan kelompok lain untuk estimasi keadaan-biasa kalau semuanya berjalan seperti biasa, mereka mendapat jawaban yang secara statistik tak ada bedanya. Kamu lihat, kalau kamu bertanya pada seseorang apa yang mereka harapkan dalam keadaan normal, mereka memvisualisasi apa yang menyerupai garis kemungkinan maksimum di tiap langkah prosesnyaтФАsemua berjalan sesuai rencana, dengan tanpa kejutan. Tetapi sebenarnya, karena lebih dari setengah murid tidak menyelesaikan di mana mereka 99% yakin dalam waktu yang mereka rencanakan mereka akan selesai, realita biasanya memberikan hasil yang sedikit lebih buruk dari ‘keadaan terburuk’. Itu dinamakan kekeliruan perencanaan, dan cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan cara bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan terakhir kali mereka melakukannya. Itu namanya memakai sudut pandang eksternal bukannya sudut pandang internal. Tapi ketika kamu mencoba sesuatu yang baru dan belum bisa melakukannya, kamu hanya tinggal berpandangan sangat, sangat, sangat pesimistik. Seperti, sebegitu pesimistik hingga realita akhirnya terjadi lebih baik dari yang kamu harapkan sesering keadaan terjadi lebih buruk. Sebenarnya sangat sukar untuk jadi sebegitu pesimistik hingga kamu bisa memandang terlalu rendah kehidupan nyata. Seperti waktu aku berusaha keras untuk jadi murung dan aku membayangkan salah satu dari teman sekelasku tergigit, tapi ternyata yang terjadi adalah bahwa Pelahap Maut yang masih tersisa menyerang seluruh sekolah untuk mendapatkanku. Tapi paling tidakтФА”
“Stop,” kata Profesor McGonagall.
Harry berhenti. Dia baru saja ingin mengatakan bahwa paling tidak mereka tahu bahwa sang Pangeran Kegelapan tidak akan menyerang, karena dia sudah mati.
“Aku pikir aku mungkin kurang jelas mengungkapkannya,” kata si penyihir, suara Skotlandia cermatnya terdengar lebih hati-hati. “Apakah ada yang pernah terjadi pada dirimu sendiri yang membuatmu takut, Tn. Potter?”
“Apa yang terjadi pada diriku sendiri cuma bukti anekdotal,” Harry menjelaskan. “Itu tak memiliki bobot yang sama dengan suatu artikel jurnal dengan tinjauan-rekan dan bisa direplikasi tentang studi terkontrol dengan penempatan acak, banyak subjek, efek berukuran besar dan punya arti penting secara statistik.”
Profesor McGonagall mencubit batang hidungnya, menarik napas, dan mengeluarkannya. “Aku tetap ingin mendengarkan,” katanya.
“Um тАж .” kata Harry. Dia mengambil napas panjang. “Pernah terjadi beberapa kali perampokan di lingkungan kami, dan ibuku menyuruhku untuk mengembalikan wajan yang ia pinjam dari tetangga yang berjarak dua jalan, dan aku berkata bahwa aku tak mau karena aku bisa dirampok, dan dia berkata, ‘Harry, jangan berkata hal seperti itu!’ seperti berpikir tentang hal itu akan membuatnya terjadi, jadi kalau aku tak mengatakannya, aku akan aman. Aku mencoba untuk menjelaskan kenapa aku tak tenang, dan dia tetap memaksaku untuk melaksanakannya juga. Aku masih terlalu muda untuk tahu seberapa tak mungkinnya secara statistik untuk seorang perampok mengincarku, tapi aku cukup dewasa untuk tahu bahwa tak-memikirkan tentang sesuatu tidak mencegah sesuatu itu terjadi, jadi aku sangat-sangat takut.”