“Kau tidak akan, dan kami akan menghancurkanmu! kata Draco Malfoy.
Dan di sampingnya, Hermione Granger dengan tegas mengangguk.
“Yah,” kata Profesor Quirrell setelah kesunyian takjub memanjang untuk sesaat. “Itu bukanlah bagaimana aku berharap percakapan itu untuk berlangsung.” Sang Profesor Pertahanan memiliki ekspresi yang cukup tertarik di wajahnya. “Jujur, Tn. Potter, aku mengharapkanmu untuk mengakui secepatnya dan dengan satu senyuman, kemudian mengumumkan kalau kau sudah lama memahami pelajaran yang ingin kusampaikan tapi memutuskan tidak merusaknya untuk yang lain. Memang, aku sudah merencanakan pidatoku dengan menyesuaikan pada hal itu, Tn. Potter.”
Harry Potter hanya mengangkat bahu. “Maaf soal itu,” katanya, dan tak mengatakan apa pun lagi.
“Oh, jangan khawatir,” kata Profesor Quirrell. “Ini, juga, cukup cocok.”
Dan Profesor Quirrell berbalik dari ketiga anak itu, dan menegakkan diri di podium untuk berbicara pada seluruh kerumunan yang melihat; udara terhibur secara terpisah yang biasa dia tampilkan terjatuh seperti topeng yang terlepas, dan ketika dia berbicara lagi suaranya diperkeras lebih lantang dari yang sebelumnya.
“Jika bukan karena Harry Potter,” kata Profesor Quirrell, suaranya sejernih dan sedingin Desember, “Kau-Tahu-Siapa pasti akan menang.”
Kesunyiannya seketika, dan total.
*
“Jangan salah,” kata Profesor Quirrell. “Sang Pangeran Kegelapan memang menang. Ada makin sedikit dan makin sedikit Auror yang berani menghadapinya, mereka yang melawannya diburu. Satu Pangeran Kegelapan dan mungkin lima puluh Pelahap Maut menang melawan satu negara berisi ribuan. Itu melampaui menggelikan! “Tak ada nilai yang cukup rendah untukku menilai ketidakkompetenan itu!”
Ada kerutan dahi di wajah Kepala Sekolah Dumbledore; dan pada wajah-wajah penonton, kebingungan; dan kesunyian total terus berjalan.
“Apa kalian mengerti bagaimana itu terjadi? Kalian melihatnya hari ini. Aku mengizinkan pengkhianat, dan tak memberi para jenderal sarana untuk membatasi mereka. Kalian melihat hasilnya. Rencana-rencana cerdas dan pengkhianatan-pengkhianatan cerdas, sampai prajurit terakhir yang tersisa di medan pertempuran menembak dirinya sendiri! Kalian tak mungkin meragukan bahwa ketiga bala tentara itu akan bisa dikalahkan oleh musuh luar mana pun yang terpadu di dalam diri bala tentara itu sendiri.”
Profesor Quirrell bersandar maju di podium, suaranya dipenuhi intensitas suram. Tangan kanannya terjulur, jari-jari terbuka dan terbentang. “Perpecahan adalah kelemahan,” kata si Profesor Pertahanan. Tangannya tertutup menjadi kepalan kencang. “Kesatuan adalah kekuatan. Sang Pangeran Kegelapan memahami itu dengan baik, entah apa pun kebodohannya yang lain; dan dia memakai pemahaman itu untuk membuat satu penemuan sederhana yang membuatnya Pangeran Kegelapan yang paling mengerikan dalam sejarah. Orangtua kalian menghadapi satu Pangeran Kegelapan. Dan lima puluh Pelahap Maut yang membentuk kesatuan yang sempurna, mengetahui bahwa pelanggaran atas kesetiaan mereka akan dihukum dengan kematian, bahwa kelalaian atau ketidakkompetenan apa pun akan dihukum dengan kesakitan. Tak ada yang bisa melarikan dari genggaman Pangeran Kegelapan begitu mereka mengambil Tandanya. Dan para Pelahap Maut sepakat untuk menerima Tanda mengerikan itu karena mereka tahu begitu mereka mengambilnya, mereka akan disatukan, melawan suatu tanah yang terpecah. Satu Pangeran Kegelapan dan lima puluh Pelahap Maut akan mengalahkan seluruh negara, dengan kekuatan Tanda Kegelapan.”
Suara Profesor Quirrell suram dan keras. “Orangtua kalian bisa melawan dengan cara yang sama. Tapi mereka tidak. Ada seseorang yang bernama Yermy Wibble yang memanggil kepada negara untuk membentuk suatu draft, walau dia tidak memiliki cukup visi untuk mengusulkan Tanda Inggris. Yermy Wibble tahu apa yang akan terjadi padanya; dia berharap kalau kematiannya akan memberi inspirasi pada yang lain. Jadi sang Pangeran Kegelapan mengambil keluarganya untuk tambahannya. Kulit kosong mereka menginspirasi tak satu pun hal kecuali ketakutan, dan tak ada yang berani berbicara lagi. Dan orangtua kalian akan menghadapi konsekuensi sifat pengecut yang hina, jika bukan karena diselamatkan oleh bocah umur satu tahun.” Wajah Profesor Quirrell menunjukkan penghinaan penuh. “Seorang pengarang sandiwara akan menyebut itu suatu dei ex machina, karena mereka tak melakukan apa pun untuk layak menerima keselamatan mereka. Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut mungkin tak pantas untuk menang, tapi jangan meragukannya, orangtua kalian layak untuk kalah.”
Suara Profesor Pertahanan berdering bagai besi. “Dan ketahui ini: orangtua kalian tak belajar satu hal pun! Negara ini masih terbagi dan lemah! Berapa dekade sudah berlalu antara Grindelwald dan Kau-Tahu-Siapa? Apa kalian pikir kalian tidak akan melihat ancaman selnjutnya dalam masa hidup kalian sendiri? Apakah kalian akan mengulang kebodohan orangtua kalian, ketika kalian sudah melihat hasilnya dengan jelas dihamparkan di depan kalian hari ini? Karena aku bisa memberitahumu apa yang orangtua kalian akan lakukan, ketika hari-hari kegelapan tiba! Aku bisa memberi tahu kalian pelajaran apa yang sudah mereka pelajari! Mereka sudah belajar untuk bersembunyi seperti seorang pengecut dan tak melakukan apa pun selagi mereka menunggu untuk Harry Potter menyelamatkan mereka!”
Ada pandangan bertanya-tanya di mata Kepala Sekolah Dumbledore; dan para murid lain memandang ke arah Profesor Pertahanan mereka dengan heran dan kemarahan dan kekaguman.
Mata Profesor Quirrell sedingin suaranya saat ini. “Tandai ini, dan tandai sungguh-sungguh. Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut ingin menguasai negara ini, untuk menggenggamnya di dalam genggaman kejamnya selamanya. Tapi paling tidak dia ingin menguasai suatu negara yang hidup, bukan seonggok abu! Ada beberapa Pangeran Kegelapan yang gila, yang hanya ingin membuat dunia menjadi suatu onggokan kayu api pemakaman luas! Ada peperangan yang mana suatu negara berbaris melawan yang lain! Orangtua kalian nyaris kalah melawan setengah ratus, yang berpikir untuk mengambil alih negara ini hidup-hidup! Seberapa cepat mereka akan dihancurkan oleh suatu musuh yang lebih banyak dari mereka, suatu musuh yang tak peduli dengan kehancuran mereka? Ini aku ramalkan: Ketika ancaman berikutnya bangkit, Lucius Malfoy akan menyatakan kalau kalian harus mengikutinya atau musnah, bahwa satu-satunya harapan adalah untuk mempercayai kekejaman dan kekuatannya. Dan walau Lucius Malfoy sendiri mempercayainya, ini akan jadi sebuah kebohongan. Karena ketika sang Pangeran Kegelapan musnah, Lucius Malfoy tidak menyatukan Pelahap Maut, mereka diremukkan seketika, mereka berlari seperti anjing-anjing yang dicambuk dan saling mengkhianati satu sama lain! Lucius Malfoy tidak cukup kuat untuk menjadi Pangeran sejati, Kegelapan atau tidak.”
Kepalan Draco Malfoy terkepal putih, ada air mata di matanya, dan amarah, dan malu yang tak tertahankan.
“Tidak,” kata Profesor Quirrell, “aku tak berpikir kalau adalah Lucius Malfoy yang akan menyelamatkan kalian. Dan supaya jangan kalian berpikir kalau aku berbicara untuk kepentinganku sendiri, waktu akan membuatnya jelas dalam waktu dekat bahwa memang bukan seperti itu. Aku tak membuat rekomendasi untukmu, para muridku. Tapi aku berkata bahwa jika seluruh negara ingin menemukan satu pemimpin sekuat sang Pangeran Kegelapan, tapi terhormat dan murni, dan menerima Tandanya; maka mereka bisa menghancurkan Pangeran Kegelapan mana pun bagaikan seekor serangga, dan yang lain dari dunia sihir kita yang terbagi tak bisa mengancam mereka. Dan jika suatu musuh yang masih lebih besar bangkit melawan kita dalam suatu perang pemusnahan, maka hanya suatu dunia sihir yang bersatu yang bisa selamat.”
Ada suara-suara terkesiap, kebanyakan dari para Muggleborn; para murid di dalam jubah berpotongan hijau terlihat hanya kebingungan. Sekarang adalah Harry Potter yang kepalannya tergenggam ketat dan bergetar; dan Hermione Granger di sebelahnya marah dan cemas.
Sang Kepala Sekolah bangkit dari tempat duduknya, wajahnya sekarang tegang, masih belum mengatakan apa pun; tapi perintahnya jelas.
“Aku tak mengatakan ancaman apa yang akan datang,” kata Profesor Quirrell. “Tapi kalian tidak akan menjalani kehidupan kalian dalam kedamaian, tidak jika sejarah masa lalu dari dunia adalah sebuah petunjuk pada seluruh masa depannya. Dan jika kalian melakukan di masa depan seperti yang kalian sudah lihat pada ketiga bala tentara lakukan hari ini, jika kalian tak bisa menyingkirkan pertengkaran remeh kalian dan menerima Tanda satu pemimpin tunggal, maka jelas kalian mungkin berharap bahwa sang Pangeran Kegelapan hidup untuk memerintah kalian, dan menyesali hari di mana Harry Potter dilahirkanтАУ”