Seperti yang biasa terjadi pada Harry ketika dia cukup marah, darahnya menjadi dingin bukannya panas, dan kejelasan gelap mengerikan turun menutupi pikirannya, memetakan taktik-taktik yang bisa dilakukan dan menilai konsekuensi mereka dengan realisme besi.
Menekankan bahwa kamu memiliki hak untuk tahu: Gagal. Anak umur sebelas tahun tak punya hak untuk tahu apapun, di mata McGonagall.
Berkata bahwa kamu tak akan mau berteman lagi: Gagal. Dia tidak menilai cukup tinggi persahabatan kalian.
Menekankan bahwa kamu akan berada dalam bahaya kalau kamu tidak tahu: Gagal. Rencana sudah dibuat berdasarkan ketidaktahuanmu. Dan kerepotan khusus dari berpikir ulang akan terlihat jauh lebih tak menyenangkan daripada prospek sepele yang tak pasti dari kamu akan berada dalam bahaya.
Keadilan dan akal sehat keduanya akan gagal. Antara kamu harus menemukan sesuatu yang kamu miliki dan dia inginkan, atau menemukan sesuatu yang kamu tahu dia takuti тАж .
Ah.
“Kalau begitu, Profesor,” kata Harry dalam nada rendah dan dingin, “Sepertinya aku memiliki sesuatu yang kamu inginkan. Kamu bisa, kalau kamu mau, memberitahuku yang sebenarnya, kebenaran seluruhnya, dan sebagai gantinya akan kujaga rahasiamu. Atau kamu bisa mencoba untuk tetap membuatku tak tahu dan mencoba menjadikanku sebagai pionmu, yang kemudian akan membuatku tak berhutang apa-apa atasmu.”
McGonagall terhenti di jalan. Matanya membara dan suaranya turun jadi desisan tegas. “Berani benar kamu!”
“Berani benar kamu!” Harry berbisik balik padanya.
“Kamu mau memeras aku?”
Bibir Harry berpilin. “Aku sedang menawarimu suatu bantuan. Aku memberimu kesempatan untuk melindungi rahasia berhargamu. Kalau kamu menolak aku punya setiap motif alami untuk bertanya di tempat lain, bukan karena kamu, tetapi karena aku harus tahu! Jangan tenggelam dalam kemarahan tak bergunamu pada seorang bocah yang kamu anggap harus mematuhimu, dan kamu akan sadar bahwa orang dewasa manapun akan melakukan hal yang sama! Lihatlah dari sudut pandangku! Bagaimana perasaanmu kalau itu adalah KAMU?”
Harry memandang McGonagall, mengamatinya bernapas dengan berat. Terpikir olehnya kalau inilah saat untuk melonggarkan tekanan, biarkan mendidih dulu untuk sementara. “Kamu tidak harus memutuskannya sekarang,” kata Harry dalam nada yang terdengar lebih normal. “Aku paham kalau kamu membutuhkan waktu untuk memikirkan tawaranku тАж tapi aku memperingatkanmu tentang satu hal,” kata Harry, suaranya beranjak dingin. “Jangan mencoba mantra Obliviation itu padaku. Beberapa waktu lalu aku membuat suatu sinyal, dan aku sudah mengirim sinyal itu pada diriku sendiri. Kalau aku menemukan sinyal itu dan aku tak ingat pernah mengirimnya тАж .” Harry membiarkan suaranya memanjang.
Wajah McGonagall masih bekerja waktu ekspresinya berubah. “Aku тАж tidak berpikir untuk meng-Obliviate kamu, Tn. Potter тАж tapi dari mana kamu menciptakan sinyal macam itu kalau kamu tidak tahu tentangтФА”
“Aku memikirkannya waktu membaca buku fiksi ilmiah Muggle, dan berkata pada diriku, yah, untuk jaga-jaga тАж . dan tidak, aku tak akan memberitahumu apa sinyalnya, aku tidak bodoh.”
“Aku tak berencana untuk bertanya,” kata McGonagall. Dia terlihat seperti menyimpan untuk dirinya sendiri, dan seketika terlihat sangat tua, dan sangat lelah. “Ini adalah hari yang sangat melelahkan, Tn. Potter. Bisakah kita ambil kopermu, dan membawamu pulang? Aku percaya kamu tidak akan membicarakan tentang hal ini sampai aku memiliki waktu untuk berpikir. Tetap ingat bahwa hanya ada dua orang lain dalam dunia ini yang mengetahui tentang masalah ini, dan mereka adalah Kepala Sekolah Albus Dumbledore dan Profesor Severus Snape.”
Jadi. Informasi baru; itu adalah tanda damai. Harry mengangguk menerimanya, dan memutar kepalanya untuk memandang ke depan, dan mulai berjalan lagi, sewaktu darahnya mulai menghangat sekali lagi.
“Jadi sekarang aku harus mencari cara untuk membunuh Penyihir Kegelapan abadi,” kata Harry, dan mendesah dalam frustrasi. “Aku benar-benar berharap kalau kamu memberitahuku sebelum aku berbelanja.”
*
Toko koper jelas terlihat lebih mewah dibanding semua toko yang sudah Harry kunjungi; tirainya tebal dan berpola halus, lantai dan dindingnya adalah kayu yang diwarna dan dipelitur, dan koper-koper menempati tempat terhormat dalam panggung gading mengkilap. Si penjual mengenakan jubah yang sebegitu bagus sampai hanya sekitar satu level di bawah jubah Lucius Malfoy, dan berbicara dengan kesopanan licin dan halus pada Harry dan juga Profesor McGonagall.
Harry sudah menanyakan pertanyaannya, dan sudah tertarik pada koper dari kayu yang terlihat berat, tidak dipelitur tetapi hangat dan solid, dengan ukiran pola naga pelindung yang matanya bergerak memandang siapa saja yang mendekatinya. Sebuah koper yang sudah dimantrai untuk jadi ringan, bisa mengecil sesuai perintah, bisa mengeluarkan tentakel berkuku dari bagian bawah dan merayap mengikuti pemiliknya. Suatu koper dengan dua laci di tiap empat sisinya yang masing-masing bisa keluar membuka suatu wadah sedalam seluruh koper itu sendiri. Suatu penutup dengan empat kunci yang masing-masing akan membuka tempat yang berbeda di dalam. DanтФАini bagian pentingnyaтФАsatu pegangan di bawah yang akan mengeluarkan bingkai berisi tangga menuju ke kamar kecil berlampu yang akan mempu memuat, Harry mengestimasi, sekitar dua belas lemari buku.
Kalau mereka bisa membuat bagasi seperti ini, Harry tak tahu kenapa ada yang susah-susah membeli rumah.
Seratus delapan Galleon emas. Itu adalah harga koper yang baik, sudah terpakai sesekali. Sekitar lima puluh pound Inggris untuk satu Galleon, itu sudah cukup untuk membeli mobil bekas. Itu akan jadi lebih mahal dari seluruh pembelian Harry sampai sekarang dijumlahkan.
Sembilan puluh tujuh Galleon. Itu adalah berapa banyak sisa yang ada dalam kantong emas Harry yang diizinkan dibawa keluar dari Gringotts.
Profesor McGonagall mengenakan ekspresi kecewa di wajahnya. Setelah seharian berbelanja dia tidak perlu bertanya pada Harry berapa banyak sisa emas di kantongnya, setelah si penjual menyebutkan harganya, yang artinya sang Profesor bisa melakukan hitungan di luar kepala dengan baik tanpa pena dan kertas. Sekali lagi, Harry mengingatkan dirinya bahwa buta secara ilmiah sama sekali tak sama dengan bodoh.
“Aku minta maaf, anak muda,” kata Profesor McGonagall. “Ini sepenuhnya salahku. Aku ingin mengantarmu kembali ke Gringotts, tapi bank sudah tutup kecuali untuk layanan darurat saja sekarang.”
Harry melihatnya, bertanya-tanya тАж .
“Baiklah,” Profesor McGongall mendesah, saat dia berayun pada satu tumit, “mungkin lebih baik kita pergi, kurasa.”
тАж dia belum benar-benar kehilangan kendali ketika seorang anak berani menentangnya. Dia tidak bahagia, tapi dia berpikir bukannya meledak dalam kemarahan. Memang mungkin saja karena ada Pangeran Kegelapan abadi yang harus dilawanтАУbahwa dia membutuhkan jasa Harry. Tapi kebanyakan orang dewasa tidak mampu bahkan untuk berpikir sepanjang itu; tidak akan memikirkan konsekuensi masa depan sama sekali, kalau seseorang dengan status lebih rendah menolak menuruti mereka тАж .
“Profesor?” kata Harry.
Si penyihir berbalik dan melihatnya.
Harry mengambil napas panjang. Dia perlu sedikit marah untuk apa yang ingin dia lakukan sekarang, kalau tidak dia tak akan punya keberanian untuk melakukannya. Dia tidak mendengarkanku, katanya dalam hati, aku harusnya mengambil lebih banyak emas tapi dia tidak mau mendengarkan тАж . Memfokuskan seluruh dunianya pada McGonagall dan pentingnya menundukkan percakapan ini menurut kemauannya, dia berkata.
“Profesor, kamu berpikir seratus Galleon sudah lebih dari cukup untuk satu koper. Karena itulah kamu tidak mengingatkanku sebelum itu berkurang jadi sembilan puluh tujuh. Yang merupakan hal yang sudah ditunjukkan oleh hasil penelitianтАУitulah yang terjadi kalau mereka meninggalkan sedikit margin error. Mereka tidak cukup pesimis. Kalau itu menurut mauku, aku akan mengambil dua ratus Galleon hanya untuk memastikan. Ada cukup banyak uang dalam brankas itu, dan aku bisa mengembalikan kelebihannya nanti. Tapi aku pikir kamu tidak akan membiarkanku melakukannya. Aku pikir kamu akan marah padaku bahkan hanya untuk bertanya. Apakah aku salah?”