Profesor McGonagall berhenti, melihat ke arah Hermione, dan memberi satu tawa kecil sedih. “Sungguh melegakan melihat Tn. Potter belum merusakmu terlalu jauh. Nona Granger, kau harusnya tak mengakui apa pun hanya karena aku berkata kalau aku tahu. Karena yang terjadi, sang Kepala Sekolah tidak memberitahuku, aku hanya mengenalnya terlalu baik.”
Hermione merona sebegitu merah sekarang.
“Itu tak masalah, Nona Granger!” kata Profesor McGonagall dengan cepat. “Kau adalah seorang Ravenclaw dalam tahun pertamamu, tak ada yang mengharapkanmu untuk menjadi seorang Slytherin.”
Itu benar-benar menusuk.
“Baiklah,” kata Hermione dengan sedikit masam, “aku akan pergi meminta pelajaran Slytherin pada Harry Potter, kalau begitu.”
“Itu bukanlah apa yang aku ingin тАж .” kata Profesor McGonagall, dan suaranya memanjang. “Nona Granger, aku cemas tentang ini karena gadis muda Ravenclaw semestinya tidak harus menjadi Slytherin! Jika sang Kepala Sekolah memintamu untuk terlibat dalam sesuatu yang kamu tak nyaman tentangnya, Nona Granger, adalah tak masalah untuk mengatakan tidak. Dan jika kau merasa tertekan, tolong beri tahu Kepala Sekolah bahwa kamu ingin aku ada di sana, atau bahwa kamu ingin bertanya padaku terlebih dulu.”
Mata Hermione sangat lebar. “Apakah Kepala Sekolah melakukan hal-hal yang salah?”
Profesor McGonagall terlihat sedikit sedih pada itu. “Bukan dengan sengaja, Nona Granger, tapi aku pikir тАж yah, mungkin memang benar bahwa sesekali sang Kepala Sekolah memiliki masalah mengingat bagaimana rasanya menjadi anak kecil. Bahkan ketika dia adalah seorang anak kecil, aku yakin kalau dia pasti seorang yang brilian, dan kuat pikiran dan hati, dengan keberanian yang cukup untuk tiga Gryffindor. Sesekali sang Kepala Sekolah meminta terlalu banyak dari para murid mudanya, Nona Granger, atau tidak cukup hati-hati untuk tak menyakiti mereka. Dia adalah orang baik, tapi terkadang perencanaannya bisa terlalu jauh.”
“Tapi memang baik untuk murid-murid menjadi kuat dan memiliki keberanian,” kata Hermione. “Itulah kenapa kau mengusulkan Gryffindor untukku, bukan begitu?”
Profesor McGonagall tersenyum ironis. “Mungkin aku hanya bertindak egois, menginginkanmu untuk Asramaku sendiri. Apakah si Topi Seleksi menawarimuтАУtidak, aku harusnya tak bertanya.”
“Dia memberitahuku aku boleh pergi ke mana pun kecuali Slytherin,” kata Hermione. Dia nyaris bertanya kenapa dia tak cukup baik untuk Slytherin, sebelum dia berhasil menghentikan dirinya sendiri тАж “Jadi aku punya keberanian, Profesor!”
Profesor McGonagall mencondongkan diri maju ke mejanya. Kecemasan tampak makin jelas di wajahnya sekarang. “Nona Granger, itu bukan tentang keberanian, itu adalah tentang apa yang sehat untuk gadis muda! Sang Kepala Sekolah menarikmu ke dalam rencana-rencananya, Harry Potter memberimu rahasia-rahasia untuk dijaga, dan sekarang kau menjadi sekutu dengan Draco Malfoy! Dan aku berjanji pada ibumu kalau kamu akan aman di Hogwarts!”
Hermione benar-benar tak tahu mau berkata apa pada itu. Tapi suatu gagasan terpikir olehnya bahwa Profesor McGonagall mungkin tak akan memperingatkannya jika dia adalah seorang anak laki-laki di Gryffindor bukannya seorang gadis di Ravenclaw dan itu memang, yah тАж . “Aku akan berusaha jadi baik,” katanya, “dan aku tak akan membiarkan siapapun memaksaku untuk melakukan sebaliknya.”
Profesor McGonagall menekan tangannya di atas matanya. Ketika dia melepaskan mereka, wajah bergarisnya terlihat sangat tua. “Ya,” katanya dalam sebuah bisikan, “kau pasti bisa bertahan dengan baik di dalam Asramaku. Tetap hati-hati, Nona Granger, dan waspada. Dan jika kau pernah cemas atau tak nyaman tentang apa pun, tolong datang padaku secepatnya. Aku tak akan menahanmu lebih lama lagi.”
*
Kelanjutan, Draco Malfoy:
Tak ada dari mereka yang benar-benar ingin melakukan apa pun yang rumit Sabtu itu, tidak setelah bertarung dalam satu pertempuran tadi. Jadi Draco hanya duduk di dalam sebuah ruang kelas tak terpakai dan mencoba membaca satu buku yang berjudul Thinking Physics. Itu adalah salah satu hal yang paling mengagumkan yang pernah Draco baca dalam hidupnya, paling tidak bagian-bagian yang bisa dia pahami, paling tidak ketika si idiot terkutuk yang menolak membiarkan buku-bukunya lepas dari pandangannya bisa tutup mulut dan membiarkan Draco berkonsentrasiтАУ
“Hermione Granger adalah daraaah lumpuuur,” Harry Potter bernyanyi dari tempatnya duduk di satu meja yang dekat, membaca satu buku yang lebih rumit dari bukunya.
“Aku tahu apa yang kau coba lakukan,” kata Draco dengan tenang tanpa mengankat kepala dari halaman-halamannya. “Itu tak akan bekerja. Kami tetap akan bergabung dan menghancurkanmu.”
“Maaaalfoy bekerja bersama daraaah lumpuuur, apa yang akan dipikirkan semua temaaaan ayahmuтАУ”
“Mereka akan berpikir kalau Malfoy tak semudah dimanipulasi seperti yang kau percayai, Potter!”
Sang Profesor Pertahanan memang lebih gila daripada Dumbledore, tak ada penyelamat masa depan dunia akan pernah sebegitu kekanakan dan tak bermartabat di usia berapa pun.
“Hey, Draco, kau tahu apa yang akan benar-benar menyebalkan? Kau tahu bahwa Hermione Granger memiliki dua salinan allele sihir, sama seperti kau dan sama sepertiku, tapi seluruh teman sekelasmu di Slytherin tak tahu itu dan kaaauuu tak boleh menjelaaaaaskanтАУ”
Jemari Draco memutih di tempatnya menggenggam buku. Dipukuli dan diludahi tak mungkin memerlukan pengendalian diri sebanyak ini, dan jika dia tak membalas Harry secepatnya, dia akan melakukan sesuatu yang menyudutkanтАУ
“Jadi apa memangnya yang kau minta pertama kali?” kata Draco.
Harry tak mengatakan apa pun, jadi Draco mengangkat pandangannya dari bukunya, dan merasakan denyut kepuasan kejam pada pandangan sedih di wajah Harry.
“Um,” kata Harry. “Banyak orang menanyakan itu padaku, tapi aku tak berpikir kalau Profesor Quirrell akan menginginkanku untuk membicarakan tentangnya.”
Draco menempatkan satu pandangan serius di wajahnya sendiri. “Kau bisa membicarakan tentangnya denganku. Itu mungkin tak penting dibandingkan rahasia-rahasia lain yang kau sudah katakan padaku, dan apa lagi gunanya teman?” Benar, aku temanmu! Merasalah bersalah!
“Itu tak benar-benar semenarik itu,” kata Harry dengan keringanan yang jelas-jelas rekayasa. “Hanya saja, Aku berharap Profesor Quirrell bisa mengajar Pertempuran Sihir lagi tahun depan.”
Harry menghela napas, dan melihat lagi ke bawah ke bukunya.
Dan berkata, setelah beberapa detik kemudian, “Ayahmu mungkin akan cukup kecewa denganmu Natal ini, tapi jika kau menjanjikan padanya kalau kau akan mengkhianati si gadis darah lumpur dan melenyapkan bala tentaranya, semuanya akan kembali jadi baik, dan kau akan tetap memperoleh hadiah Natalmu.”
Mungkin jika dia dan Granger meminta Profesor Quirrell dengan ekstra sopan dan memakai beberapa poin Quirrell mereka, keduanya akan diizinkan untuk melakukan sesuatu yang lebih menarik pada Jenderal Chaos daripada menidurkannya.
Chapter 36: Diferensial Status
Disorientasi yang menyayat, itulah rasanya keluar dari Peron Sembilan Tiga Perempat ke dalam Bumi di luar, dunia yang dulu Harry kira adalah satu-satunya dunia nyata. Orang-orang berpakaian dengan baju dan celana biasa, bukannya jubah penyihir yang lebih bermartabat. Potongan-potongan sampah yang berserakan di sini sana sekitar bangku-bangku. Suatu bau yang terlupakan, asap-asap bensin yang terbakar, mentah dan tajam di udara. Suasana dari stasiun kereta King’s Cross, kurang cerah dan riang dibanding Hogwarts atau Diagon Alley; orang-orang sepertinya lebih kecil, lebih takut, dan mungkin dengan bersemangat akan menukar masalah-masalah mereka untuk seorang penyihir kegelapan untuk diperangi. Harry ingin melemparkan Scourgify pada kotoran, dan Everto pada sampah, dan jika dia mengetahui mantranya, satu Mantra Penggelembung-Kepala supaya dia tak perlu menghirup udaranya. Tapi dia tak bisa memakai tongkat sihirnya, di tempat ini тАж .