Harry menyelesaikan mengingat kembalinya dengan jujur.
Wajah Dumbledore makin bertambah jauh saat Harry melanjutkan, dan pada akhirnya ada pandangan yang terlihat sangat kuno tentangnya, suatu ketajaman di udara.
“Yah,” kata Dumbledore. “Aku sarankan untukmu benar-benar menjaga supaya sang pewaris Malfoy tidak terluka, kalau begitu. Dan aku akan melakukan hal yang sama.” Sang Kepala Sekolah mengerutkan dahi, jari-jarinya menabuh tanpa suara melalui permukan hitam tinta dari lempengan bertuliskan kata Leliel. “Dan aku pikir akan amat sangat bijak untukmu menghindari segala interaksi dengan Lord Malfoy untuk selanjutnya.”
“Apakah kau menghadang burung hantunya yang dikirim kepadaku?” kata Harry.
Sang Kepala Sekolah memandang Harry untuk saat yang lama, kemudian dengan enggan mengangguk.
Untuk suatu alasan Harry tak merasa semurka yang harusnya dia rasakan. Mungkin adalah karena Harry menemukan dalam keadaan ini sangat mudah untuk menaruh simpati pada sudut pandang sang Kepala Sekolah saat ini. Bahkan Harry bisa memahami kenapa Dumbledore tak menginginkannya untuk berinteraksi dengan Lucius Malfoy; itu tak terlihat seperti suatu tindakan jahat.
Bukan seperti si Kepala Sekolah yang memeras Zabini тАж yang mana mereka hanya memiliki kata-kata Zabini, dan Zabini terlalu tak bisa dipercaya, bahkan adalah sukar untuk melihat kenapa Zabini tidak langsung saja menceritakan cerita yang akan membuatnya memperoleh simpati paling banyak dari Profesor Quirrell тАж .
“Bagaimana jika, bukannya memprotes, aku akan berkata kalau aku memahami sudut pandangmu,” kata Harry, “dan kau terus menghadang burung hantu yang dikirim untukku, tapi kau katakan padaku dari siapa?”
“Aku sudah menghadang banyak sekali burung hantu yang ditujukan padamu, aku takutnya,” kata Dumbledore dengan serius, Harry, dan kau akan menerima puluhan surat sehari, beberapa berasal jauh dari luar negara ini, bagaimana aku tak mengembalikan mereka.”
“Itu,” kata Harry, sekarang mulai merasa sedikit terhina, “sepertinya sedikit keterlaluanтАУ”
“Banyak dari surat-surat itu,” kata si penyihir tua dengan tenang, “akan meminta atasmu hal-hal yang tak bisa kamu berikan. Aku tak membacanya, tentu saja, hanya mengembalikan mereka pada para pengirimnya tak terkirim. Tapi aku tahu, karena aku menerimanya juga. Dan kau terlalu muda, Harry, untuk merasakan hatimu hancur enam kali sebelum sarapan tiap pagi.”
Harry melihat ke bawah ke sepatunya. Dia harusnya bersikeras untuk membaca surat-surat itu dan menilainya sendiri, tapi тАж ada suatu suara kecil akal sehat di dalamnya, dan itu berteriak amat sangat keras sekarang.
“Terima kasih,” gumam Harry.
“Alasan lain yang karenanya aku memintamu kemari,” kata si penyihir tua, “adalah bahwa aku berharap untuk berkonsultasi dengan jenius unikmu.”
“Transfigurasi?” kata Harry, terkejut dan gembira.
“Tidak, bukan jenius unik itu,” kata Dumbledore. “Beri tahu aku, Harry, kejahatan apa yang bisa kamu buat jika satu Dementor diizinkan ke dalam tanah Hogwarts?”
*
Berkembang bahwa Profesor Quirrell sudah meminta, atau mungkin menuntut, bahwa para muridnya menguji keahlian mereka melawan Dementor yang sebenarnya setelah mereka belajar kata-kata dan gerakan tangan untuk Mantra Patronus.
“Profesor Quirrell sendiri tak bisa melemparkan Mantra Patronus,” kata Dumbledore, saat dia mondar-mandir perlahan melewati peralatan-peralatan. “Yang tak pernah merupakan pertanda baik. Tapi kemudian, dia menawarkan fakta itu padaku dalam jalur menuntut bahwa instruktur luar dibawa masuk untuk mengajarkan Mantra Patronus pada tiap murid yang ingin belajar; dia menawarkan untuk membayar biayanya sendiri, jika bukan aku. Ini mengesankanku dengan sangat. Tapi sekarang dia bersikeras untuk membawa masuk satu DementorтАУ”
“Kepala Sekolah,” kata Harry dengan perlahan, “Quirrell benar-benar sangat menaruh kepercayaan dalam pengujian nyata di bawah kondisi perang realistis. Ingin membawa satu Dementor nyata adalah benar-benar sesuai karakter untuk dia.”
Sekarang sang Kepala Sekolah memberi Harry satu pandangan aneh.
“Sesuai karakter?” kata si penyihir tua.
“Maksudku,” kata Harry, “adalah benar-benar konsistern dengan cara Profesor Quirrell biasanya bertindak тАж .” Harry memanjangkan. Kenapa tadi dia mengatakannya dengan cara itu?
Sang Kepala Sekolah mengangguk. “Jadi kau memiliki firasat yang sama denganku; bahwa itu adalah suatu alasan. Suatu alasan yang sangat masuk akal, untuk yakinnya; lebih dari yang kau mungkin sadari. Seringkali, para penyihir yang seolah tak mampu melemparkan satu Mantra Patronus akan berhasil di hadapan Dementor nyata, meningkat dari tak sedikit pun kilatan cahaya menjadi suatu Patronus korporeal penuh. Kenapa bisa seperti ini, tak ada yang tahu; tapi memang demikian.”
Harry mengerutkan dahi. “Kalau begitu aku benar-benar tak bisa melihat kenapa kamu curigaтАУ”
Sang Kepala Sekolah melebarkan tangannya seolah tak berdaya. “Harry, sang Profesor Pertahanan sudah memintaku untuk membiarkan yang paling gelap dari seluruh makhluk untuk melewati gerbang-gerbang Hogwarts. Aku harus curiga.” Sang Kepala Sekolah menghela napas. “Dan tetap si Dementor akan dijaga, diberi penghalang, di dalam kurungan kuat, aku sendiri akan ada di sana untuk menyaksikannya setiap waktuтАУaku tak bisa memikirkan keburukan apa yang bisa terjadi. Tapi mungkin aku hanya tak mampu melihatnya. Dan dengan demikian aku bertanya padamu.”
Harry menatap ke arah sang Kepala Sekolah dengan mulutnya terbuka. Dia sebegitu terkejut dia bahkan tak mampu merasa mendapat kehormatan.
“Aku?” kata Harry.
“Ya,” kata Dumbledore, tersenyum sedikit. “Aku mencoba sebaik yang aku mampu untuk mengantisipasi para musuhku, untuk melingkupi pikiran-pikiran buruk mereka dan meramalkan pemikiran jahat mereka. Tapi aku tak pernah membayangkan menajamkan tulang-tulang seorang Hufflepuff menjadi senjata.”
Apakah Harry akan pernah bisa memadamkan cerita itu?
“Kepala Sekolah,” kata Harry dengan letih, “aku tahu itu tak terdengar baik, tapi dalam seluruh keseriusan: aku tidak jahat, aku hanya sangat kreatifтАУ”
“Aku tak mengatakan kalau kau itu jahat,” kata Dumbledore dengan serius. “Ada mereka yang berkata bahwa untuk memahami kejahatan adalah untuk menjadi jahat; tapi mereka hanyalah berpura-pura bijak. Tetapi kejahatanlah yang tak tahu bagaimana mencintai, dan tak berani membayangkan cinta, dan tak pernah memahami cinta tanpa berhenti menjadi jahat. Dan aku curiga bahwa kamu bisa membayangkan jalanmu masuk ke dalam pikiran-pikiran para Penyihir Kegelapan lebih baik dari yang bisa kulakukan, sementara tetap mengenal cinta itu sendiri. Jadi, Harry.” Mata sang Kepala Sekolah serius. “Jika kau berdiri di dalam posisi Profesor Quirrell, tindakan buruk apa yang bisa kamu capai setelah kamu mengelabuiku untuk mengizinkan satu Dementor ke dalam tanah Hogwarts?”
“Tunggu dulu,” kata Harry, dan dalam suatu ketertegunan melangkah perlahan ke kursi di depan meja sang Kepala Sekolah, dan terduduk. Itu adalah satu kursi lebar dan nyaman kali ini, bukan bangku kayu, dan Harry bisa merasakan dirinya sendiri terbungkus saat dia tenggelam di dalamnya.
Dumbledore memintanya untuk mengakali Profesor Quirrell.
Poin satu: Harry sedikit lebih menyukai Profesor Quirrell daripada Dumbledore.
Poin dua: Hipotesis bahwa Profesor Pertahanan merencanakan untuk melakukan sesuatu yang jahat, dan dalam kasus pengandaian itu, Harry harusnya membantu si Kepala Sekolah untuk mencegahnya.
Poin tiga тАж .
“Kepala Sekolah,” kata Harry, “jika Profesor Quirrell memang punya suatu niat, aku tak yakin aku bisa mengakali dia. Dia memiliki lebih banyak pengalaman dari aku.
Si penyihir tua menggelengkan kepalanya, entah bagaimana berhasil terlihat sangat khidmat meski senyumannya. “Kau meremehkan dirimu sendiri.”