“Itu bukanlah perkataan yang kukatakan,” kata Profesor Quirrell dengan kering, “tapi itu bisa menyampaikan maksudku. Dan sisa dari kesepakatan kita, Kepala Sekolah?”
“Seperti yang kamu katakan,” kata Dumbledore dengan enggan. “Aku mengakui aku tidak mengharapkan untuk kalah dalam taruhan itu, Quirinus, tapi kamu sudah membuktikan kebijaksanaanmu.”
Seluruh murid melihat ke arah mereka, kebingungan; kecuali Hermione, yang sedang memandang ke arah kurungan dan pada jubah panjang yang membusuk itu; dan Harry, yang sedang melihat semua orang, karena dia membayangkan dirinya sendiri merasa paranoid.
Profesor Quirrell berkata, dalam nada yang tak mengundang komentar lebih jauh, “Aku diizinkan untuk mengajarkan Kutukan Pembunuh pada para murid yang ingin mempelajarinya. Yang akan membuat mereka jauh lebih aman dari para Penyihir Kegelapan dan hama lainnya, dan adalah bodoh untuk berpikir kalau mereka akan sebaliknya mengetahui tak satu pun sihir-sihir mematikan.” Profesor Quirrell berhenti, matanya menyempit. “Kepala Sekolah, aku dengan hormat mengamati bahwa anda tak terlihat baik. Aku sarankan meninggalkan sisa dari tugas hari ini kepada Profesor Flitwick.”
Dumbledore menggelengkan kepalanya. “Kita nyaris selesai untuk hari ini, Quirinus. Aku akan bertahan.”
Hermione mendekati Anthony. “Kapten Goldstein,” katanya, dan suaranya bergetar hanya sedikit, “bisakah kamu berikan nasihat apa pun padaku?”
“Jangan takut,” kata Anthony dengan tegas. “Jangan memikirkan tentang apa pun yang dia coba buat dirimu pikirkan. Kau bukan hanya memegang tongkat sihirmu di depanmu seperti suatu perisai melawan ketakutan itu, kau mengacungkan tongkat sihirmu untuk mengusir ketakutan itu pergi, itulah caranya bagaimana kamu membuat pikiran bahagia ke dalam sesuatu yang solid тАж .” Anthony mengangkat bahu tanpa daya. “Maksudku, aku mendengar semua itu sebelumnya, tapi тАж .”
Para murid lain mulai berkumpul di sekeliling Anthony, dengan pertanyaan mereka sendiri.
“Nona Granger?” kata si Kepala Sekolah. Suaranya mungkin terasa lembut, atau hanya melemah.
Hermione menegakkan bahunya, dan mengikutinya.
“Apa yang kamu lihat di bawah selubung itu?” kata Harry pada Anthony.
Anthony melihat ke arah Harry, terkejut, dan kemudian menjawab, “Seorang pria yang sangat tinggi yang mati, maksudku, semacam berbentuk-mati dan berwarna-mati тАж menyakitkanku untuk melihatnya dan aku tahu itu adalah si Dementor mencoba sampai kepadaku.”
Harry melihat ke balakang ke tempat di mana Hermione sedang menghadapi kurungan itu dan si selubung.
Hermione mengangkat tongkat sihirnya ke dalam posisi untuk gerakan pertama.
Phoenix sang Kepala Sekolah berkedip menghilang.
Dan Hermione memberikan suatu pekikan kecil, menyedihkan, tersentakтАУ
тАУmengambil satu langkah mundur, Harry bisa melihat tongkat sihirnya bergerak, dan kemudian dia mengacungkannya dan berkata “Expecto Patronum!”
Tak ada yang terjadi.
Hermione berbalik dan lari.
“Expecto Patronum!” kata suara lebih dalam si Kepala Sekolah, dan si phoenix perak berkobar lagi.
Si gadis muda tersandung, dan terus berlari, suara-suara aneh mulai keluar dari tenggorokannya.
“Hermione!” Susan meneriakkannya, dan Hannah, dan Daphne, dan Ernie, dan mereka semua mulai berlari menuju ke arahnya; bahkan saat Harry, yang selalu berpikir satu langkah di depan, berbalik pada tumitnya sendiri dan berlari ke arah meja berisi cokelat.
Bahkan setelah Harry menjejalkan cokelat itu ke dalam mulut Hermione dan dia mengunyah dan menelan, dia masih bernapas dalam banyak engahan dan tangisan, matanya masih terlihat tak fokus.
Dia tak bisa terkena efek permanen Dementor, pikir Harry mati-matian pada kebingungan di dalam dirinya, ketakutan mengerikan dan amarah mematikan mulai saling berpilin, dia tak mungkin terkena, dia bahkan tak terpapar untuk sepuluh detik jangankan empat puluhтАУ
Tapi dia bisa jadi terkena efek temporer Dementor, saat Harry menyadari di saat itu, tak ada aturan yang mengatakan kalau kamu tak bisa terluka secara temporer oleh satu Dementor dalam hanya sepuluh detik jika kamu cukup sensitif.
Kemudian mata Hermione sepertinya memfokus, dan tersentak mencari, dan mendarat pada dirinya.
“Harry,” Hermione terkesiap, dan para murid lain diam. “Harry, jangan, Jangan!”
Harry seketika takut untuk menanyakan apa yang tak boleh dia lakukan, apakah dia ada di dalam ingatan paling buruknya, atau suatu mimpi buruk yang saat ini sedang Hermione alami dalam kehidupan sadarnya?
“Jangan mendekatinya!” kata Hermione. Tangannya menggapai, meraihnya di kerah jubahnya. “Kau tak boleh mendekatinya Harry! Dia berbicara padaku, Harry, dia mengenalmu, dia tahu kamu ada di sini!”
“ApaтАУ” kata Harry, dan kemudian mengutuk dirinya sendiri karena bertanya.
“Si Dementor!” kata Hermione. Suaranya naik menjadi pekikan. “Profesor Quirrell ingin supaya dia memakanmu!”
Dalam diam seketika, Profesor Quirrell berjalan maju beberapa langkah; tapi dia tak mendekat lebih dekat (bagaimanapun juga, Harry ada di sana). “Nona Granger,” katanya, dan suaranya serius, “aku pikir kau harus mengambil beberapa cokelat lagi.”
“Profesor Flitwick, jangan biarkan Harry mencoba, suruh dia kembali!”
Sang Kepala Sekolah sudah tiba pada waktu itu, dan dia dan Profesor Flitwick bertukar pandangan khawatir.
“Aku tak mendengar Dementor itu berbicara,” kata si Kepala Sekolah. “Tetap тАж .”
“Tanyakan saja,” kata Profesor Quirrell, terdengar sedikit letih.
“Apakah si Dementor berkata bagaimana dia akan mengambil Harry?” kata sang Kepala Sekolah.
“Seluruh bagiannya yang paling enak lebih dulu,” kata Hermione, “dia akanтАУdia akan memakanтАУ”
Hermione berkedip. Beberapa kewarasan sepertinya mulai kembali ke matanya.
Kemudian dia mulai menangis.
“Kamu memang terlalu berani, Hermione Granger,” kata Kepala Sekolah. Suaranya lembut, dan jelas terdengar. “Jauh terlalu berani daripada yang bisa kupahami. Kamu harusnya berbalik dan berlari, bukannya bertahan dan mencoba menyelesaikan Mantramu. Ketika kamu lebih dewasa dan lebih kuat, Nona Granger, aku tahu kalau kamu akan mencoba lagi, dan aku tahu kalau kamu akan berhasil.”
“Maafkan aku,” kata Hermione dalam isakan, “maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku тАж maafkan aku, Harry, aku tak bisa memberitahumu apa yang sudah kulihat, aku tak melihat ke arahnya, aku tak berani melihat ke arahnya, aku tahu kalau itu terlalu mengerikan untuk pernah dilihat тАж .”
Itu harusnya Harry, tapi dia bimbang, karena tangannya berlumur cokelat; dan kemudian Ernie dan Susan sampai ke sana, membantu Hermione dari tempatnya terjatuh di rumput, membantunya menuju meja makanan ringan.
Lima batang cokelat kemudian, Hermione sepertinya sudah baik lagi, dan dia berjalan dan meminta maaf kepada Profesor Quirrell; tapi dia selalu melihat Harry, tiap kali Harry melihat ke arahnya. Harry melangkah menuju dia hanya sekali, dan berhenti ketika dia melangkah menjauh. Matanya meminta maaf dengan diam, dan dengan diam memohon pada Harry untuk membiarkannya.
*
Neville Longbottom sudah melihat sesuatu yang mati dan setengah tercerna, berlendir dan menetes dengan satu wajah seperti spons yang tergencet.
Itu adalah hal terburuk yang pernah siapapun deskripsikan pernah lihat. Neville sudah mampu menghasilkan kerlap cahaya kecil dari tongkat sihirnya sebelumnya, tapi dia kemudian, dengan cerdas dan dengan keberadaan nyata akal, berbalik dan lari bukannya mencoba melemparkan Mantra Patronusnya sendiri.
(Sang Kepala Sekolah tak mengatakan apa pun pada para murid lain, tak mengatakan satu pun yang lain untuk jadi kurang berani; tapi Profesor Quirrell dengan tenang mengamati bahwa jika kamu membuat kesalahan setelah diperingati, itulah ketika ketidaktahuan menjadi kebodohan.)