Выбрать главу

“Itu bukanlah ciuman pertama mereka!” teriak Daphne. “Hermione sudah merupakan cinta sejatinya! Itulah kenapa dia bisa membawanya kembali!” Kemudian Daphne menyadari apa yang baru saja dia katakan dan mengernyit dalam hati, tapi seperti perkataan yang berkata, kamu harus menyesuaikan lidahnya pada telinganya.

“Whoa, whoa, whoa, apa?” kata Gregory, mengayunkan kakinya dari pangkuan Pansy. “Apa ini? Nona Bulstrode tidak menceritakan bagian itu.”

Semua orang yang lain juga melihat ke arah Daphne, sekarang.

“Oh, Yeah,” kata Daphne, “Harry mendorongnya pergi dan meneriakkan, ‘Aku sudah bilang, tak boleh mencium!’ Kemudian Harry berteriak seolah-olah dia akan mati dan Fawkes mulai bernyanyi untuknyaтАУaku tak yakin yang mana yang terjadi lebih dulu, sebenarnyaтАУ”

“Itu tak terdengar seperti cinta sejati untukku,” kata si kembar Carrow. “Itu terdengar seperti orang yang salah mencium dia.”

“Itu harusnya aku,” bisik Tracey. Wajahnya masih tertegun. “Akulah yang seharusnya menjadi cinta sejatinya. Harry Potter adalah jenderalku. Aku harusnya, aku harusnya memerangi Granger untuknyaтАУ”

Daphne berbalik menghadap Tracey, marah. “Kau? Mengambil Harry dari Hermione?”

“Yeah!” kata Tracey. “Aku!”

“Kau gila,” Daphne menyatakan dengan keyakinan. “Bahkan jika kamu memang yang pertama kali menciumnya, kau tahu itu akan membuatmu jadi apa? Gadis kecil kasmaran menyedihkan yang mati di akhir Babak Dua.”

“Kau tarik lagi itu!” teriak Tracey.

Sementara itu, Gregory menyeberangi ruangan ke tempat Vincent yang sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya. “Tn. Crabbe,” Gregory berkata dalam suara rendah, “aku pikir Tn. Malfoy perlu mengetahui tentang ini.”

*

Kelanjutan, Hermione Granger:

Hermione menatap ke arah kertas yang tersegel lilin, di permukaannya yang tertulis hanya nomer 42.

Aku sudah mengetahui kenapa kita tak bisa melemparkan Mantra Patronus, Hermione, itu tak ada hubungannya dengan keadaan kita yang tak cukup bahagia. Tapi aku tak bisa memberitahumu. Aku bahkan tak bisa memberi tahu Kepala Sekolah. Itu bahkan perlu lebih rahasia dari pada Transfigurasi parsial, untuk sekarang, paling tidak. Tapi jika kamu suatu saat perlu bertarung dengan Dementor, rahasianya tertulis di sini, secara samar, supaya jika seseorang yang tak mengetahui kalau ini tentang Dementor dan Mantra Patronus, mereka tak akan mengetahui apa artinya тАж .

Dia memberi tahu Harry tentang melihatnya mati, orangtuanya mati, seluruh temannya mati, semua orang mati. Dia belum memberitahunya tentang kengerian yang dia rasakan atas mati sendirian, entah kenapa itu masih terlalu menyakitkan.

Harry memberitahunya bahwa Harry mengingat orangtuanya mati, dan Harry berpikir bahwa itu lucu.

Tak ada cahaya di tempat di mana Dementor membawamu, Hermione. Tak ada kehangatan. Tak ada kasih sayang. Itu adalah suatu tempat yang bahkan kamu tak akan memahami kebahagiaan. Ada rasa sakit, dan ketakutan, dan itu semua masih bisa menggerakkanmu. Kamu bisa membenci, dan merasa senang dalam menghancurkan apa yang kamu benci. Kamu bisa tertawa, ketika kamu melihat orang lain terluka. Tapi kamu tak akan pernah bisa bahagia, kamu bahkan tak bisa mengingat apa yang sudah tak ada lagi тАж . Aku pikir tak ada cara di mana aku akan bisa menjelaskan dari apa kamu sudah menyelamatkanku. Aku biasanya merasa malu untuk menempatkan siapapun dalam masalah, aku biasanya tak tahan ketika siapapun membuat suatu pengorbanan untukku, tapi kali ini aku akan katakan bahwa tak peduli apa harga yang harus kau bayar untuk menciumku, jangan pernah meragukan untuk satu detik pun bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Hermione belum menyadari betapa sedikit si Dementor tadi menyentuhnya, betapa kecil dan dangkal seluruh kegelapan yang mana Dementor tadi membawanya.

Dia sudah melihat semua orang mati, dan itu masih bisa melukai.

Hermione menyimpan kertas itu kembali ke kantongnya, seperti yang seharusnya dilakukan seorang gadis baik.

Dia benar-benar ingin membacanya, meski begitu.

Dia benar-benar ketakutan dengan Dementor.

*

Kelanjutan, Minerva McGonagalclass="underline"

Dia merasa beku; dia harusnya tak sebegitu terkejut, dia seharusnya tak menemukan Harry sebegitu sukar untuk dihadapi, tapi setelah apa yang sudah dia alami тАж . Dia sudah meneliti si bocah muda di depannya tanda-tanda apa pun dari Dementasi, dan gagal menemukan apa pun. Tapi ada sesuatu tentang ketenangan yang menemaninya menanyakan suatu pertanyaan yang sebegitu berfirasat buruk sepertinya teramat sangat mengkhawatirkan. “Tn. Potter, aku tak mungkin membicarakan masalah semacam itu tanpa izin Kepala Sekolah!”

Bocah di kantornya menerima ini tanpa merubah ekspresi. “Aku lebih memilih untuk tak mengganggu sang Kepala Sekolah dengan masalah ini,” kata Harry Potter dengan tenang. “Aku bersikeras untuk tak mengganggunya, sebenarnya, dan kamu memang sudah berjanji bahwa percakapan kita akan tetap privat. Jadi biarkan aku menempatkannya seperti ini. Aku tahu bahwa ada, pada dasarnya, suatu ramalan. Aku tahu bahwa kamulah orang pertama yang awalnya mendengarnya dari Professor Trelawney. Aku tahu bahwa ramalan itu menyebutkan anak dari James dan Lily sebagai seseorang yang berbahaya bagi sang Pangeran Kegelapan. Dan aku tahu siapa aku, memang semua orang sekarang tahu siapa aku, sehingga kamu tidak membuka sesuatu yang baru atau yang berbahaya, jika kamu memberitahuku hanya ini: Apa kata-kata persisnya yang merujuk kepada aku, anak dari James dan Lily?”

Suara kosong Trelawney bergema di pikirannyaтАУ

DILAHIRKAN KEPADA MEREKA YANG TELAH TIGA KALI MENANTANGNYA,

DILAHIRKAN BERSAMAAN DENGAN MATINYA BULAN KETUJUH тАж .

“Harry,” kata Profesor McGonagall, “aku tak mungkin memberitahumu itu!” Membuatnya menggigil sampai ke tulang mengetahui bahwa Harry sudah tahu sebegitu banyak, dia tak bisa bayangkan bagaimana Harry bisa tahuтАУ

Si bocah melihat ke arahnya dengan mata aneh, penuh duka. “Apakah kamu tak bisa bersin tanpa izin dari sang Kepala Sekolah, Profesor McGonagall? Karena aku berjanji padamu bahwa aku memiliki alasan bagus untuk bertanya, dan alasan bagus untuk menjaga pertanyaan itu tetap privat.”

“Tolong jangan, Harry,” bisiknya.

“Baiklah,” kata Harry. “Satu pertanyaan sederhana. Tolong. Apakah keluarga Potter disebutkan dengan nama? Apakah ramalannya secara harfiah mengatakan ‘Potter’?”

Dia menatap ke arah Harry untuk sesaat. Dia tak bisa mengatakan kenapa atau dari mana dia mendapatkan suatu perasaan bahwa ini adalah suatu titik penting, bahwa dia tak bisa dengan begitu saja menolak permintaan itu, atau dengan begitu saja mengabulkannyaтАУ

“Tidak,” katanya pada akhirnya. “Tolong, Harry, jangan bertanya lagi.”

Si bocah tersenyum, sedikit sedih sepertinya, dan berkata, “Terima kasih, Minerva. Kau adalah seorang wanita baik dan tulus.”

Dan selagi mulutnya masih terbuka dalam keterkejutan murni, Harry Potter bangkit dan meninggalkan kantor; dan hanya kemudian baru dia sadar bahwa Harry sudah menganggap penolakannya sebagai suatu jawaban, dan jawaban sebenarnya lebih lagiтАУ

Harry menutup pintu di belakangnya.

Logikanya sudah menunjukkan dirinya sendiri dalam kejelasan aneh bagaikan berlian. Harry tak bisa mengatakannya jika hal itu mendatanginya selama nyanyian Fawkes, atau mungkin bahkan sebelumnya.

Lord Voldemort membunuh James Potter. Dia lebih memilih untuk membiarkan nyawa Lily Potter. Dia terus melanjutkan serangannya, oleh karena itu, dengan tujuan tunggal untuk membunuh anak bayi mereka.

Pangeran Kegelapan biasanya tidak takut dengan anak bayi.

Jadi ada suatu ramalan tentang Harry Potter yang berbahaya untuk Lord Voldemort, dan Lord Voldemort sudah mengetahui ramalan itu.

“Aku beri kesempatan langka ini untuk pergi. Tapi aku tak akan menyusahkan diriku untuk menundukkanmu, dan kematianmu di sini tidak akan menyelamatkan anakmu. Minggir, wanita bodoh, jika kau memiliki sedikit pun pikiran di dalam dirimu!”

Benarkah itu suatu kehendak sampingan, untuk memberinya kesempatan itu? Tapi kemudian Lord Voldemort tak akan mencoba membujuknya. Apakah ramalannya memperingatkan Lord Voldemort agar jangan membunuh Lily Potter? Kalau begitu Lord Voldemort akan membuat masalah untuk dirinya sendiri untuk menundukkan dia. Lord Voldemort sedikit lebih cenderung untuk tak membunuh Lily Potter. Kecenderungannya lebih kuat daripada suatu kehendak sampingan, tapi bukan sekuat suatu peringatan.