Harry mengangkat bahu. “Itu terserah kamu. Aku tidak ingin membiarkan siapapun mengatur dengan siapa aku bisa atau tak bisa bergaul.” Berdoa dalam hati, tolong pergilah, tolong pergilah тАж .
Wajah Ron termangu dalam keterkejutan, seolah dia benar-benar mengharapkan kalimat tadi bisa berhasil. Kemudian Ron berbalik, dan menarik pegangan kopernya dan lari menjauh ke dalam peron.
“Kalau kamu tak menyukai dia,” kata Draco penasaran, “Kenapa kamu tidak pergi saja?”
“Um тАж ibunya membantuku menemukan cara memasuki peron ini dari Stasiun King’s Cross, jadi agak sukar untuk mengusirnya pergi. Dan bukannya aku membenci si anak Ron ini,” kata Harry, “aku cuma, cuma тАж” Harry mencari-cari kata.
“Tidak melihat adanya alasan bagi dia untuk ada?” Draco menawarkan.
“Sedikit banyak.”
“Namun demikian, Potter тАж kalau kamu benar-benar dibesarkan oleh MuggleтАУ” Draco berhenti sebentar di sini, seolah menunggu penyangkalan, tapi Harry tak berkata apapun “тАУmaka kamu mungkin tak tahu bagaimana rasanya menjadi terkenal. Orang-orang ingin mengambil semua waktu kita. Kamu harus belajar untuk berkata tidak.”
Harry mengangguk, memakai ekspresi merenung di wajahnya. “Itu kedengarannya seperti nasihat yang bagus.”
“Kalau kamu mencoba bersikap baik, kamu hanya akan menghabiskan kebanyakan waktumu bersama dia yang paling memaksakan kemauannya. Putuskan dengan siapa kamu mau habiskan waktumu dan buat yang lainnya pergi. Kamu baru saja sampai di sini, Potter, jadi orang akan menilaimu berdasarkan orang-orang yang bergaul denganmu, dan kamu tidak akan mau terlihat bersama orang macam Ron Weasley.”
Harry mengangguk lagi. “Kalau kamu tak keberatan atas pertanyaanku, dari mana kamu mengenaliku?”
“Tuan Bronze,” gumam Draco, “aku sudah bertemu denganmu, ingat. Aku melihat seseorang berjalan dengan mengenakan scarf menutupi kepalanya, terlihat benar-benar menggelikan. Jadi aku buat tebakan.”
Harry menundukkan kepalanya, menerima pujian itu. “Aku benar-benar minta maaf tentang itu,” kata Harry. “Pertemuan pertama kita, maksudku. Aku tak bermaksud untuk mempermalukanmu di depan Lucius.”
Draco mengabaikannya sementara memberi Harry tatapan aneh. “Aku cuma berharap Ayah bisa masuk waktu kamu sedang memuji-muji akuтАУ” Draco tertawa. “Tapi terima kasih untukmu atas apa yang kamu katakan pada Ayah. Kalau bukan karena itu, aku mungkin akan punya masalah yang jauh lebih sulit waktu menjelaskan.”
Harry menunduk lebih rendah. “Dan terima kasih untukmu atas tindakan balasanmu dengan apa yang kamu katakan pada Profesor McGonagall.
“Kembali. Walau salah satu asisten kemarin harus bersumpah atas teman baiknya untuk kerahasian absolut, karena Ayah berkata bahwa ada rumor aneh yang sedang beredar, seperti kamu dan aku terlibat dalam perkelahian atau apa.”
“Ouch,” kata Harry, meringis. “aku benar-benar minta maafтАУ”
“Tidak, kami terbiasa dengan itu, Merlin sudah tahu kalau ada banyak rumor tentang keluarga Malfoy.”
Harry mengangguk. “Aku lega mendengar bahwa kamu tidak dalam masalah.”
Draco menyeringai. Ayah mempunyai, um, rasa humor yang beradab, tapi dia memang memahami tentang memperoleh teman. Dia memahami dengan sangat baik. Dia membuatku mengulangi sebelum aku tidur tiap malam sebulan terakhir ini, ‘Aku akan memperoleh teman di Hogwarts.’ Ketika aku sudah selesai menjelaskan semua padanya dan dia sudah melihat apa yang aku lakukan, dia membelikanku es krim.”
Rahang Harry terbuka lebar. “Kamu bisa mengubah yang tadi itu jadi es krim?”
Draco mengangguk, terlihat sesombong yang pancapaian tadi layak dapatkan. “Yah, ayah tahu apa yang aku lakukan, tentu saja, tapi dia adalah yang mengajariku bagaimana cara melakukannya, dan kalau aku tersenyum dengan cara yang tepat waktu aku melakukannya, itu membuatnya jadi sesuatu antara kami ayah-anak dan kemudian dia harus membelikanku es krim atau aku akan memberikan ekspresi muram macam ini, seperti aku pikir aku sudah mengecewakan dia.”
Harry memandang Draco penuh perhitungan, merasakan hadirnya sesama master. “Kamu sudah memperoleh pelajaran tentang bagaimana memanipulasi orang?”
“Tentu saja,” kata Draco bangga. “Aku adalah seorang Malfoy. Ayah mengupah tutor-tutor.”
“Wow,” kata Harry. Membaca buku Robert Cialdini ‘Influence: Science and Practice’ mungkin tidak cukup tinggi kalau dibandingkan dengan itu (walau itu termasuk buku yang sangat luar biasa). “Ayahmu hampir sekeren ayahku.”
Alis Draco naik dengan angkuh. “Oh? Dan apa yang ayahmu lakukan?”
“Dia membelikanku buku.”
Draco menimbang-nimbang. “Itu tak terdengar sangat mengesankan.”
“Kamu harus lihat sendiri. Bagaimanapun, aku lega mendengar itu semua. Cara Lucius kemarin memandangmu, kukira dia akan meny-menyalibkanmu.”
“Ayahku benar-benar mencintaiku,” kata Draco tegas. “Dia tidak akan melakukan itu.”
“Um тАж” kata Harry. Dia mengingat sosok elegan berjubah hitam, berambut putih yang bergegas masuk ke toko Madam Malkin, memegang tongkat yang indah, bergagang perak mematikan. Itu tak mudah membayangkan dia sebagai ayah yang cinta anak. “Jangan salah sangka dulu, tapi bagaimana kamu tahu tentang itu?”
“Huh?” Sudah jelas kalau ini adalah pertanyaan yang tidak biasa Draco tanyakan pada dirinya sendiri.
“Aku bertanya pertanyaan dasar tentang rasionalitas: kenapa kamu percaya hal yang kamu percaya? Apa yang kamu pikir kamu tahu dan bagaimana kamu pikir kamu mengetahuinya? Apa yang membuatmu berpikir bahwa Lucius tak akan mengorbankanmu dengan cara yang sama seperti dia mengorbankan hal lain demi kekuasaan?”
Draco memberi Harry tatapan aneh lagi. “Apa saja yang kamu tahu tentang Ayah?”
“Um тАж mempunyai kedudukan di Wizengamot, kedudukan di Dewan Sekolah Sihir Hogwarts, sangat kaya, punya telinga Menteri Fudge, punya kepercayaan diri Menteri Fudge, mungkin punya beberapa foto-foto memalukan Menteri Fudge, penganut darah murni paling menonjol sekarang sesudah Pangeran Kegelapan lenyap, mantan Pelahap Maut yang ditemukan memiliki Tanda Kegelapan tapi berhasil lolos dengan mengaku sedang berada dalam pengaruh Kutukan Imperius, yang konyolnya sangat tak masuk akal dan sedikit banyak semua orang juga sudah mengetahuinya тАж jahat dengan huruf kapital ‘J’ dan terlahir sebagai pembunuh тАж kukira itu semuanya.”
Mata Draco mengecil sampai cuma celah. “McGonagall yang mengatakan itu, ya kan.”
“Tidak, dia tidak mengatakan apapun padaku tentang Lucius setelahnya, kecuali untuk memperingatkanku supaya menjauhinya. Jadi waktu terjadi Insiden di Toko Ramuan, waktu Profesor McGonagall sedang sibuk dan mencoba untuk mengendalikan keributan, aku menggapai salah satu pelanggan dan bertanya pada mereka tentang Lucius.”
Mata Draco melebar lagi. “Apa benar?”
Harry memberi Draco ekspresi bingung. “Kalau aku membohongimu pertama kali, aku tak akan mengatakan yang sebenarnya hanya karena kamu bertanya dua kali.”
Ada diam yang kentara saat Draco menyerap hal ini.
“Kau benar-benar akan masuk ke Slytherin.”
“Aku benar-benar akan masuk ke Ravenclaw, terima kasih banyak. Aku cuma menginginkan kekuasaan supaya aku bisa memperoleh buku.”
Draco tertawa kecil. “Yeah, benar. Bagaimanapun тАж untuk menjawab pertanyaanmu тАж” Draco mengambil nafas panjang, dan wajahnya berubah serius. “Ayah pernah sekali tidak mengikuti pengambilan suara Wizengamot untukku. Waktu itu aku terbang dengan sapu dan aku jatuh dan mematahkan beberapa tulang rusuk. Itu benar-benar menyakitkan. Aku belum pernah terluka seperti itu dan aku kira aku akan mati. Jadi Ayah tak mengikuti pengambilan suara yang begitu penting ini, karena dia di sana di samping ranjangku di St. Mungo, menggenggam tanganku dan berjanji bahwa aku akan baik-baik saja.”
Harry mengalihkan pandangan merasa tak nyaman, kemudian, dengan berusaha, memaksa dirinya untuk memandang balik ke Draco. “Kenapa kamu menceritakanku yang tadi? Itu sepertinya suatu hal yang тАж pribadi тАж”