“Hey, aku mendengarkan kisahmu, tidakkah kamu mau mendengarkan kisahku?” Ceroboh, Harry menegur dirinya sendiri, namun Draco benar-benar berhenti mundur dan sepertinya mendengarkan.
“Bagaimanapun juga,” kata Harry, “Aku berkata bahwa kamu sepertinya tidak begitu memperhatikan apa yang terjadi dalam dunia Muggle.” Mungkin karena seluruh dunia sihir sepertinya menganggap bagian lain bumi hanya sebagai daerah kumuh, hanya pantas mendapat liputan berita seperti Financial Times berikan pada kepedihan rutin atas Burundi. “Baiklah. Pengujian cepat. Apakah penyihir-penyihir sudah pernah menuju ke Bulan? Kau tahu, benda itu?” Harry menunjuk ke arah bola besar dan jauh.
“Apa?” kata Draco. Sudah jelas kalau gagasan itu belum pernah muncul dalam pikiran bocah tersebut. “Pergi keтАУitu cumaтАУ” jarinya menunjuk ke benda kecil pucat di langit. “Kau tak bisa Apparate ke tempat yang tak pernah kau kunjungi dan bagaimana ada orang yang bisa sampai ke Bulan pertama-tama?”
“Tunggu dulu,” kata Harry pada Draco, “Aku ingin menunjukkanmu buku yang kubawa denganku, kupikir aku ingat di kotak mana kusimpan.” Dan Harry berdiri dan berlutut dan mencabut tangga menuju tingkat gua bawah tanah dalam kopernya, kemudian berlari menuruni tangga dan mengangkat kotak di atas kotak lain, sampai sebegitu dekat dengan memperlakukan bukunya dengan tidak hormat, dan merenggut penutup kotak dan dengan cepat tapi hati-hati mencungkil setumpuk bukuтАУ
(Harry sudah mewarisi kemampuan mendekati magis Verres untuk mengingat di mana semua bukunya berada, bahkan setelah melihatnya hanya sekali, yang sebenarnya cukup misterius mengingat tak adanya huubungan darah.)
Dan Harry berlari naik tangga lagi dan mendorong tangga kembali ke koper dengan tumitnya, dan, terengah-engah, membuka halaman buku sampai ia menemukan gambar yang ingin ia perlihatkan pada Draco.
Satu dengan tanah putih, kering, berkawah, dan orang berpakaian astronot, dan bola biru-putih bergantung di belakangnya.
Gambar itu.
Satu gambar, kalau hanya satu gambar dalam seluruh dunia ini yang boleh selamat.
“Itu,” kata Harry, suaranya bergetar karena dia tak cukup mampu menjaga rasa bangganya keluar, “adalah bagaimana Bumi terlihat dari Bulan.”
Draco perlahan mencondongkan tubuh. Ada ekspresi aneh di wajah mudanya. “Kalau itu adalah gambar asli, kenapa itu tak bergerak?”
Bergerak? Oh. “Muggle bisa menciptakan gambar bergerak namun mereka membutuhkan kotak yang lebih besar untuk menunjukkannya, mereka belum mampu memasukkannya ke dalam satu halaman.”
Jari Draco bergerak ke arah salah satu pakaian astronot. “Apa itu?” suaranya mulai bergetar.
“Itu adalah manusia. Mereka memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh mereka untuk memberikan mereka udara, karena tak ada udara di Bulan.”
“Itu mustahil,” Draco berbisik. Ada teror di matanya, dan kebingungan nyata. “Tak ada Muggle yang bisa melakukan itu. Bagaimana тАж”
Harry mengambil lagi bukunya, membuka halaman sampai dia menemukan apa yang dia cari. “Ini adalah roket yang sedang terbang. Api mendorongnya semakin tinggi dan makin tinggi, sampai dia tiba di Bulan.” Membalik halaman lagi. “Ini adalah roket di tanah. Titik kecil di sekitarnya itu adalah orang.” Draco terkesiap. “Pergi ke Bulan membutuhkan biaya setara тАж mungkin sekitar seribu juta Galleon.” Draco tercekat. “Dan itu membutuhkan usaha dari тАж mungkin lebih banyak dari semua yang hidup di Inggris sihir.” Dan ketika mereka tiba, mereka meninggalkan plakat yang berkata, ‘Kami datang dalam damai, untuk seluruh umat manusia.’ Walau kamu belum siap untuk mendengar kata-kata itu, Draco Malfoy тАж .
“Kamu mengatakan yang sebenarnya,” Draco berkata perlahan. “Kamu tak akan memalsukan satu buku hanya untuk iniтАУdan aku bisa mendengarnya dalam suaramu. Tapi тАж tapi тАж .”
“Bagaimana, tanpa tongkat atau sihir? Itu cerita yang panjang, Draco. Sains tidak bekerja melalui mengayunkan tongkat dan melafalkan mantra, itu bekerja dengan cara memahami bagaimana alam semesta bekerja dalam tingkat yang sebegitu dalam hingga kamu tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan untuk membuat alam semesta melakukan apa yang kamu mau. Bila sihir adalah seperti melemparkan Imperio pada seseorang untuk membuat mereka melakukan apa yang kamu mau, maka sains adalah seperti mengenal mereka sebegitu dekat hingga kamu bisa meyakinkan mereka bahwa itu adalah ide mereka dari awal. Ini jauh lebih sukar daripada mengayunkan tongkat, namun ini tetap bekerja ketika tongkat sihir gagal, seperti ketika Imperius gagal kamu masih bisa mencoba membujuk seseorang. Dan sains dibangun dari generasi ke generasi. Kamu harus benar-benar tahu apa yang kamu lakukan untuk melakukan sainsтАУdan ketika kamu benar-benar memahami sesuatu, kamu bisa menjelaskannya pada orang lain. Ilmuwan terbesar satu abad yang lalu, nama-nama paling gemilang yang masih disebut dengan rasa hormat, kekuatan mereka tak ada apa-apanya dibandingkan dengan ilmuwan terbesar hari ini. Tidak ada yang setara dalam sains seperti seni memudarmu yang membesarkan Hogwarts. Dalam sains kekuatan kami bertambah tiap tahun. Dan kami baru mulai memahami dan membuka rahasia kehidupan dan warisan. Kami akan mampu untuk melihat darah yang tadi kamu sebut, dan melihat apa yang menjadikanmu seorang penyihir, dan dalam satu atau dua generasi lagi, kita akan mampu mendesak darah tersebut untuk membuat seluruh anakmu penyihir kuat juga. Jadi kamu lihat, masalahmu tidak seburuk seperti kelihatannya, karena dalam beberapa dekade lagi, sains akan bisa memecahkannya untukmu.”
“Tapi тАж .” kata Draco. Suaranya bergetar. “Kalau Muggle memiliki kekuatan macam itu тАж maka тАж apa sebenarnya kami ini?”
“Tidak, Draco, bukan itu, tak bisakah kamu lihat? Sains membuka kekuatan dari pemahaman manusia untuk melihat pada dunia dan mencari tahu bagaimana caranya bekerja. Itu tak akan runtuh tanpa kemanusiaan itu sendiri runtuh. Sihirmu bisa menghilang, dan kamu akan membencinya, tapi kamu akan tetap kamu. Kau akan tetap hidup untuk menyesalinya. Namun karena sains bergantung pada kepandaian manusiaku, itu adalah kekuatan yang tak bisa dihilangkan tanpa menghilangkan aku. Bahkan kalaupun hukum dalam alam semesta berubah, hingga seluruh pengetahuanku jadi tak berguna, aku hanya perlu mencari tahu hukum barunya, seperti yang sudah pernah dilakukan dulu. Ini bukan perkara Muggle, ini adalah perkara manusia, ini hanya memperhalus dan melatih kekuatan yang kamu pakai tiap kali kamu melihat sesuatu yang tak kamu mengerti dan bertanya ‘Kenapa?’ Kau adalah Slytherin, Draco, tak bisakah kau melihat implikasinya?”
Draco mengangkat wajah dari buku ke arah Harry. Wajahnya menunjukkan pemahaman yang mulai muncul. “Penyihir bisa belajar untuk memakai kekuatan ini.”
Harus hati-hati, sekarang тАж umpan sudah disiapkan, sekarang kailnya тАж . “Kalau kamu mampu belajar untuk berpikir bahwa dirimu sendiri sebagai manusia bukannya seorang penyihir maka kamu bisa melatih dan memperhalus kekuatanmu sebagai manusia.”
Dan kalau instruksi itu tak ada di tiap kurikulum sains, Draco tak perlu tahu, ya kan?
Mata Draco sekarang merenung. “Kau sudah тАж sudah melakukan ini?”
“Untuk taraf tertentu,” Harry mengizinkan. “Latihanku belum selesai. Tidak dalam umur sebelas. NamunтАУayahku juga mengupah tutor-tutor untukku, kau lihat.” Memang, mereka adalah mahasiswa-mahasiswa kelaparan, dan hanya karena Harry tidur dalam siklus 26 jam, tapi abaikan dulu itu untuk sekarang тАж .
Perlahan, Draco mengangguk. “Kamu pikir kamu mampu menguasai kedua seni, menambahkan kedua kekuatan itu bersama, dan тАж .” Draco menatap ke arah Harry. “Menjadikan dirimu sendiri sebagai Penguasa kedua dunia?”
Harry memberikan satu tawa jahat, hanya saja itu terasa wajar di titik itu. “Kamu harus sadari, Draco, bahwa seluruh dunia yang kamu tahu, seluruh Inggris magis, hanyalah satu kotak kecil dalam papan permainan yang jauh lebih besar yang mencakup tempat-tempat seperti Bulan, dan bintang-bintang di langit malam, yang merupakan cahaya seperti sang Matahari hanya saja sangat jauh tak terbayangkan, dan hal-hal seperti galaksi-galaksi yang jauh lebih besar dari Bumi dan Matahari, hal-hal yang sebegitu besar yang hanya ilmuwan yang mempu melihat mereka dan kamu bahkan tak tahu kalau mereka ada. Namun aku adalah benar-benar seorang Ravenclaw, kau tahu, bukan seorang slytherin. Aku tak mau menguasai alam semesta. Aku hanya berpikir bahwa itu bisa tertata dalam cara yang lebih masuk akal.”