Ada kekaguman dalam wajah Draco. “Kenapa kamu memberitahuku hal ini?”
“Oh тАж tidak banyak orang yang tahu bagaimana melakukan sains sejatiтАУmemahami sesuatu untuk yang pertama kalinya, walau itu amat sangat membingungkanmu. Pertolongan akan sangat membantu.”
Draco memandang Harry dengan mulutnya terbuka.
“Tapi jangan salah sangka, Draco, sains sejati benar-benar bukan seperti shir, kamu tidak bisa cuma melakukannya dan berjalan pergi tak berubah seperti belajar bagaimana caranya mengucapkan kata-kata dari mantra baru. Kekuatan ini datang dengan harga khusus, harga yang sebegitu tingginya hingga kebanyakan orang tak mau membayarnya.”
Draco mengangguk pada hal ini seolah-olah, akhirnya, dia mendengar sesuatu yang dia bisa pahami. “Dan harganya?”
“Belajar untuk mengakui bahwa kamu salah.”
“Um,” kata Draco setelah kesunyian dramatis memanjang sementara waktu. “Apa kau akan menjelaskan itu?”
“Mencoba untuk mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dalam tingkat sedalam itu, sembilan puluh sembilan penjelasan pertama akan keluar salah. Yang keseratus akan keluar benar. Jadi kamu harus belajar untuk mengakui bahwa kamu salah, berulang kali dan berulang kali. Ini memang tidak terdengar seberapa, namun itu sebegitu sukar hingga kebanyakan orang tak mampu melakukan sains. Selalu terus mempertanyakan dirimu sendiri, selalu mencoba mencari sisi lain untuk melihat hal-hal yang kamu selalu anggap remeh,” seperti memakai Snitch dalam Quidditch, “dan tiap kali kamu mengubah pikiranmu, kamu mengubah dirimu sendiri. Tapi aku berjalan terlalu jauh disini. Terlalu jauh. Aku hanya ingin kamu tahu тАж aku menawarimu untuk berbagi beberapa pengetahuanku. Kalau kamu mau. Hanya saja ada satu syarat.”
“Uh huh,” kata Draco. “Kau tahu, Ayah berkata bahwa ketika seseorang mengatakan hal macam itu padamu, itu tak pernah jadi pertanda baik, tak pernah.”
Harry mengangguk. “Sekarang, jangan salah sangka dan berpikir bahwa aku mencoba memasukkan pasak di antara kamu dan ayahmu. Ini sama sekali bukan itu. Hanya saja ini adalah tentang aku yang ingin membuat kesepakatan dengan seseorang yang seumuran denganku, lebih daripada menjalaninya antara aku dan Lucius. Aku pikir ayahmu tidak akan punya masalah dengan ini juga, dia tahu kalau kamu suatu saat harus tumbuh dewasa juga. Namun gerakan yang kamu lakukan dalam permainan kita harus merupakan gerakanmu sendiri. Itu adalah syarat darikuтАУbahwa aku berhadapan denganmu, Draco, bukannya ayahmu.”
“Aku harus pergi,” kata Draco. Dia berdiri. “Aku harus pergi dan memikirkan tentang ini.”
“Silakan ambil waktumu,” kata Harry.
Suara-suara peron kereta berubah dari suara buram menjadi gumaman sesaat setelah Draco melangkah pergi.
Harry perlahan menghembuskan udara yang sedari tadi dia tahan tanpa menyadarinya, dan kemudian melihat ke arah jam di pergelangan tangannya, model mekanis sederhana yang sudah dibelikan oleh ayahnya dengan harapan akan tetap bekerja dalam kehadiran kekuatan sihir. Jarum detik masih bergerak, dan jika jarum menitnya tepat, maka ini belum sampai pukul sebelas. Dia mungkin harus segera naik ke dalam kereta secepatnya dan mulai mencari siapanamanyakemarin, namun sepertinya layak untuk menghabiskan beberapa menit dulu untuk melakukan latihan pernapasan dan melihat apakah darahnya bisa kembali menghangat lagi.
Namun waktu Harry melihat ke atas dari jam tangannya, dia melihat dua sosok manusia mendekatinya, terlihat benar-benar menggelikan dengan wajah mereka tertutup oleh scarf musim dingin.
“Hallo, Tn. Bronze,” kata salah satu sosok bertopeng. “Bisakah kami menawarimu untuk bergabung ke dalam Orde Chaos?”
*
Kelanjutan:
Tidak terlalu lama setelahnya, ketika seluruh keributan tadi sudah terlalui dan akhirnya mereda, Draco membungkuk di meja dengan pena bulu di tangan. Dia memiliki kamar pribadi dalam ruang bawah tanah Slytherin, dengan mejanya sendiri dan perapiannya sendiriтАУsayangnya bahkan dia tak memiliki koneksi ke dalam sistem Floo, tapi paling tidak Slytherin tidak harus terpaksa mengalami omong kosong belaka tentang memaksa tiap orang tidur dalam asrama-asrama tersebut. Tidak banyak terdapat kamar-kamar pribadi, kamu harus menjadi yang paling baik di antara semua orang dalam Asrama, namun itu bisa dianggap remeh dalam Keluarga Malfoy.
Kepada Ayah, tulis Draco.
Dan kemudian dia berhenti.
Tinta perlahan menetes dari pena bulunya, menodai perkamen di dekat kata-kata.
Draco tidak bodoh. Dia hanya muda, namun tutornya sudah mengajarinya dengan baik. Draco sadar bahwa Potter mungkin merasakan lebih banyak simpati kepada faksi Dumbledore daripada yang Potter biarkan kelihatan тАж walau Draco memang berpikir kalau Potter masih bisa dibujuk. Namun sangat sejelas kristal bahwa Potter sedang mencoba untuk membujuk Draco sama seperti Draco sedang mencoba membujuk Potter.
Dan juga sangat jelas bahwa Potter itu sangat brilian, dan jauh lebih dari hanya sekedar sedikit gila, dan bermain dalam permainan yang Potter sendiri tidak pahami sepenuhnya, berimprovisasi dalam kecepatan tinggi dengan kehalusan nundu yang mengamuk. Namun Potter sudah berhasil memilih satu taktik yang Draco tak bisa hanya lewatkan begitu saja. Dia sedang menawarkan Draco sebagian dari kekuatannya, bertaruh bahwa Draco tak akan mampu menggunakannya tanpa menjadi seperti dia. Ayahnya pernah menyebut bahwa ini adalah teknik tingkat tinggi, dan sudah memperingatkan Draco bahwa taktik itu sering tidak berhasil.
Draco tahu kalau dia tidak sepenuhnya mengetahui apa yang sudah terjadi тАж namun Potter sudah menawarkan padanya kesempatan untuk bermain dan sekarang itu adalah kepunyaannya. Dan jika dia memaparkan seluruhnya, itu akan jadi kepunyaan Ayah.
Pada akhirnya semuanya sesederhana itu. Teknik yang lebih rendah membutuhkan ketidaktahuan target, atau paling tidak ketidakyakinan mereka. Rayuan harus dibungkus secara masuk akal dalam kekaguman. (“Kamu harusnya masuk ke Slytherin” adalah contoh klasik, sangat efektif untuk seseorang yang tak menyangkanya, dan jika itu berhasil kamu bisa mengulangi lagi.) tapi waktu kamu menemukan tuas utama seseorang tidak peduli apakah mereka tahu kalau kamu tahu. Potter, dalam ketergesaannya, sudah menebak kunci menuju jiwa Draco. Dan jika Draco tahu bahwa Potter mengetahuinyaтАУbahkan kalaupun itu hanya semacam tebakan yang jelasтАУitu tidak merubah apapun.
Jadi sekarang, untuk pertama kalinya dalam hidup, dia memiliki rahasia sejati untuk dijaga. Dia bermain dalam permainannya sendiri. Ada kesakitan yang samar di dalamnya, namun dia tahu bahwa Ayah akan bangga dan itu akan membuat semuanya baik.
Membiarkan tetesan tinta tetap di tempatnyaтАУada pesan disana, satu yang akan dipahami ayahnya, karena mereka sudah bermain dalam permainan kehalusan lebih dari sekaliтАУDraco menulis satu pertanyaan yang sudah menggerogotinya tentang seluruh perkara ini, bagian yang sepertinya dia harus sudah pahami, tapi dia tidak, tidak sama sekali.
Kepada Ayah:
Apabila aku memberitahumu bahwa aku bertemu seorang murid di Hogwarts, bukan termasuk dalam lingkaran kenalan kita, dia yang memanggilmu suatu ‘instrumen kematian yang sempurna’ dan berkata bahwa aku adalah ‘satu titik lemah’-mu. Apa yang akan kau katakan tentangnya?
Tidak perlu waktu lama setelahnya untuk burung hantu keluarga membawa balasannya.
Anakku yang terkasih:
Aku akan berkata bahwa kamu sangat beruntung karena sudah bertemu seseorang yang akan menikmati keyakinan pribadi dari teman kita dan sekutu kita yang berharga, Severus Snape.
Draco memandang surat tersebut sebentar, dan akhirnya melemparnya ke dalam api.