Выбрать главу

“Aku тАж .” pikiran Hermione kosong sesaat. Dia suka ujian tapi dia belum pernah mendapatkan ujian seperti ini sebelumnya. Dengan buru-buru, dia mencoba mengingat lagi apa saja yang dia baca tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang ilmuwan. Pikirannya menambah kecepatan, bertahan melawan dirinya sendiri, dan memuntahkan instruksi untuk melakukan proyek investigasi sains

Langkah 1: Buat satu hipotesis.

Langkah 2: Lakukan satu eksperimen untuk menguji hipotesismu.

Langkah 3: Ukur hasilnya.

Langkah 4: Buat poster karton.

Langkah 1 adalah untuk membuat hipotesis. Itu artinya, coba untuk memikirkan sesuatu yang bisa saja terjadi sesaat yang lalu. “Baiklah. Hipotesisku adalah kamu melempar Mantra pada jubahku untuk membuat apa pun yang tertumpah ke atasnya menghilang.”

“Baiklah,” kata si pemuda, “apakah itu jawabanmu?”

Keterkejutannya sudah mulai berkurang, dan pikiran Hermione sudah mulai bekerja dengan benar. “Tunggu, itu tak mungkin benar. Aku tak melihatmu menyentuh tongkatmu atau mengucapkan mantra apa pun jadi bagaimana bisa kamu melemparkan Mantra?”

Si pemuda menunggu, wajahnya netral.

“Tapi misalkan seluruh jubah yang berasal dari toko sudah dimantrai supaya mereka tetap bersih, yang merupakan Mantra yang cukup berguna untuk mereka miliki. Kau mengetahui hal itu dengan menunpahkan sesuatu pada dirimu sendiri tadi.”

Sekarang alis pemuda itu terangkat. “Apakah itu jawabanmu?”

“Tidak, aku belum menyelesaikan Langkah 2, ‘Lakukan satu eksperimen untuk menguji hipotesismu.’”

Si pemuda menutup mulutnya lagi dan mulai tersenyum.

Hermione melihat ke arah minuman kalengnya, yang tadi secara otomatis dia taruh di tempat gelas di jendela. Sia melihat ke dalamnya, dan menemukan bahwa itu sekitar sepertiga penuh.

“Baiklah,” kata Hermione, “eksperimen yang ingin kulakukan adalah menumpahkannya ke atas jubahku dan melihat apa yang akan terjadi, dan prediksiku adalah bahwa nodanya akan hilang. Hanya jika itu tak berhasil, jubahku akan terkena noda, dan aku tak mau itu.”

“Lakukan itu ke jubahku,” kata si pemuda, “dengan begitu kamu tak perlu khawatir tentang jubahmu terkena noda.”

“TapiтАУ” kata Hermione. Ada sesuatu yang salah dalam pemikiran itu tapi dia tak tahu bagaimana mengatakannya.

“Aku punya jubah ganti dalam koperku,” kata pemuda itu.

“Tapi tak ada tempat untukmu ganti baju,” Hermione keberatan. Kemudian dia memikirkannya lagi. “Walau aku pikir aku bisa keluar dulu dan menutup pintuтАУ”

“Aku punya tempat untuk ganti baju dalam koperku juga.”

Hermione memandang koper pemuda itu, yang, dia mulai curiga, kalau sedikit lebih spesial daripada miliknya.

“Baiklah,” kata Hermione, “karena kamu berkata demikian,” dan dia dengan hati-hati menumpahkan sedikit dari cairan hijau itu pada ujung jubah si pemuda. Kemudian dia memandanginya, mencoba mengingat seberapa lama cairan tadi untuk menghilang тАж .

Dan noda hijau menghilang!

Hermione bernapas lega, karena paling tidak dia tidak berhadapan dengan seluruh kekuatan sihir Pengeran Kegelapan.

Baiklah, Langkah 3 adalah mengukur hasilnya, tapi dalam hal ini adalah hanya melihat bahwa nodanya menghilang. Dan dai kira dia mungkin bisa melewatkan Langkah 4, tentang poster karton. “Jawabanku adalah bahwa jubah-jubah sudah dimantrai untuk menjaga mereka tetap bersih.”

“Tidak juga,” kata pemuda itu.

Hermione merasakan tusukan kekecewaan. Dia benar-benar berharap dia tidak merasakan itu, pemuda itu bukanlah guru, tapi itu tetaplah suatu ujian dan dia mendapat jawaban salah dan itu selalu terasa seperti sedikit pukulan di perut.

(itu mengungkapkan segala yang kamu ingin tahu tentang Hermione Granger bahwa dia tak pernah membiarkan itu menghentikannya, atau bahkan membiarkannya mempengaruhi kecintaannya atas diberi ujian.)

“Dan sayangnya,” kata pemuda itu, “kamu mungkin sudah melakukan semua yang buku katakan untuk kamu lakukan. Kamu membuat prediksi yang akan membedakan antara jubahnya dimantrai atau tidak, dan kamu mengujinya, dan menolak hipotesis nol yang mengatakan bahwa jubahnya tidak dimantrai. Tapi kecuali kamu membaca buku-buku jenis yang benar-benar, benar-benar terbaik, mereka tak begitu mengajarimu bagaimana melakukan sains dengan benar. Cukup baik untuk benar-benar membuatmu sampai pada jawaban yang benar, maksudku, dan cuma mengeluarkan cetakan lain seperti yang sering dikeluhkan Dad. Jadi biarkan aku coba jelaskanтАУtanpa memberitahu jawabannyaтАУapa yang salah dari jawabanmu, dan akan kuberikan satu kesempatan lagi.”

Hermione mulai membenci nada oh-sangat-superior dari pemuda itu ketika dia hanya anak umur sebelas sama seperti dia, tapi itu cuma sekunder dibanding mengetahui apa yang salah dari dia. “Baiklah.”

Ekspresi wajah pemuda itu jadi lebih serius. “Ini adalah permainan berdasarkan eksperimen terkenal yang disebut tugas 2-4-6, dan inilah cara kerjanya. Aku punya satu aturanтАУyang aku tahu, tapi kamu tidakтАУyang sesuai dengan beberapa triplet tiga angka, tapi tidak yang lainnya. Triplet 2-4-6 adalah satu contoh yang sesuai aturan. Bahkan тАж biarkan aku tulis aturannya, supaya kamu tahu kalau aturan itu aturan tetap, dan melipatnya dan memberikannya padamu. Tolong jangan lihat, karena aku tahu dari kejadian tadi kalau kamu bisa membaca tulisan terbalik.”

Pemuda itu berkata “kertas” dan “pensil mekanik” pada kantongnya, dan Hermione menutup mata waktu dia menulis.

“Ini,” kata si pemuda, dan dia memegang secarik kertas terlipat dengan kencang. “Taruh ini di kantongmu,” dan Hermione lakukan.

“Sekarang cara permainan ini bekerja,” kata pemuda itu, “adalah kamu memberiku satu triplet angka, dan aku berkata padamu ‘Ya’ kalau tiga angka itu sesuai dengan aturan, dan ‘Tidak’ kalu mereka tak sesuai. Aku adalah Alam, aturan itu adalah salah satu hukumku, dan kamu menyelidiki aku. Kamu sudah tahu bahwa 2-4-6 mendapatkan ‘Ya’. Waktu kamu sudah melaksanakan seluruh uji eksperimen yang kamu mauтАУtanyakan padaku triplet sebanyak yang kamu rasa perluтАУkamu berhenti dan menebak aturannya, dan kemudian kamu bisa membuka lembaran kertas tadi dan memeriksa bagaimana hasilnya. Apakah kamu paham permainannya?”

“Tentu saja aku paham,” kata Hermione.

“Mulai.”

“4-6-8” kata Hermione.

“Ya,” kata si pemuda.

“10-12-14”, kata Hermione.

“Ya,” kata si pemuda.

Hermione berusaha melebarkan pikirannya sedikit, karena sepertinya dia sudah melakukan semua tes yang dia perlukan, dan lagi itu tak akan semudah itu, kan?

“1-3-5”

“Ya.”

“Minus 3, minus 1, plus 1.”

“Ya.”

Hermione tak bisa memikirkan apa lagi yang bisa dilakukan. “Aturannya adalah bahwa angka-angka itu harus bertambah dua tiap kali.”

“Sekarang apabila aku memberitahumu,” kata pemuda itu, “bahwa tes ini lebih sukar dari yang terlihat, dan hanya 20% dari orang dewasa yang berhasil menebaknya.”

Hermione mengerutkan dahi. Apa yang dia lewatkan? Kemudian, tiba-tiba, dia memikirkan satu tes yang masih perlu dia lakukan.

“2-5-8!” dia berkata penuh kemenangan.

“Ya.”

“10-20-30!”

“Ya.”

“Jawaban sebenarnya adalah bahwa angka-angka itu harus naik oleh jumlah yang sama tiap kali. Itu tidak harus 2.”

“Baiklah,” kata pemuda itu, “keluarkan kertasnya dan lihat apakah kamu benar.”

Hermione mengambil kertas tadi dari kantongnya dan membukanya.

Tiga angka real dalam jumlah yang semakin besar, paling kecil ke paling besar.

Rahang Hermione terjatuh. Dia merasakan satu perasaan nyata bahwa sesuatu yang amat sangat tak adil sudah dilakukan terhadap dirinya, bahwa pemuda itu adalah pembohong busuk yang curang, namun kemudian ketika dia ingat kembali dalam pikirannya dia tak bisa memikirkan adanya kesalahan atas respon yang dia berikan.