Выбрать главу

“Apakah pria yang berdiri di kursinya itu Kepala Ravenclaw?” Harry berbisik pada Hermione.

Untuk sekali ini Hermione tidak menjawab dengan cepat; dia bergerak terus menerus dari sisi ke sisi, memandang ke arah Topi Seleksi, dan duduk dengan sangat gelisah hingga Harry mengira kakinya mungkin sudah terangkat dari lantai.

“Ya, memang dia,” kata salah satu prefek yang menemani mereka, seorang wanita muda yang mengenakan biru Ravenclaw. Nona Clearwater, kalau Harry tak salah ingat. Suaranya tenang, namun menunjukkan rona bangga. “Itu adalah Profesor Mantra di Hogwarts, Filius Flitwick, Master Mantra paling berpengetahuan luas yang ada, dan Juara Duel di waktu lampauтАУ”

“Kenapa dia begitu pendek?” desis seorang murid yang namanya Harry tak ingat. “Apakah dia keturunan campuran?”

Tatapan dingin dari prefek gadis muda. “Profesor memang benar memiliki nenek moyang goblinтАУ”

“Apa?” kata Harry tanpa sadar, menyebabkan Hermione dan empat murid lain memperingatkannya.

Sekarang Harry mendapat tatapan intimidasi yang tak disangka-sangka dari prefek Ravenclaw.

“MaksudkuтАУ” bisik Harry. “Bukannya aku punya masalah dengan ituтАУhanya saja тАУmaksudku тАУbagaimana mungkin? Kamu tak bisa hanya mencampur dua spesies berbeda dan memperoleh keturunan yang layak! Itu harusnya mengacak instruksi genetis untuk tiap organ yang berbeda di antara dua spesiesтАУitu akan seperti mencoba membuat,” mereka tak memiliki mobil jadi dia tak bisa memakai analogi cetak biru mesin acak, “setengah gerbong setengah perahu atau apa тАж .”

Prefek Ravenclaw masih memandang Harry dengan pedas. “Kenapa kamu tidak bisa membuat setengah gerbong setengah perahu?”

“Hssh!” prefek lain memperingatkan, walau penyihir Ravenclaw itu masih berbicara dengan pelan.

“MaksudkuтАУ” kata Harry dengan lebih pelan, mencoba mencari tahu bagaimana menanyakan apakah goblin berevolusi dari manusia, atau berevolusi dari nenek moyang yang sama dari manusia seperti Homo erectus, atau apakah goblin itu entah bagaimana dibuat dari manusiaтАУmisalnya, sebut saja, mereka itu secara genetis adalah manusia yang ada di bawah suatu sihir yang bisa diwariskan yang efek magisnya semakin larut kalau hanya satu orangtua yang berupa ‘goblin’, yang akan menjelaskan bagaimana perkawinan campuran bisa terjadi, dan dalam kasus ini goblin tidak akan jadi titik data kedua yang cukup berharga untuk bagaimana kecerdasan sudah berevolusi dalam spesies lain selain Homo sapiensтАУsekarang setelah Harry pikir lagi, goblin di Gringotts tak terlihat seperti benar-benar kecerdasan non-manusia asing, bukan seperti Dirdir atau PuppeteersтАУ“Maksudku, memangnya dari mana asal goblin itu?”

“Lithuania,” bisik Hermione kosong, matanya masih tertuju pada Topi Seleksi.

Sekarang Hermione mendapat senyuman dari prefek wanita itu.

“Sudahlah,” bisik Harry.

Di podium, Profesor McGonagall memanggil, “Goldstein, Anthony!”

“RAVENCLAW!”

Hermione, ada di sebelah Harry, sedang melompat-lompat sebegitu keras dengan ujung jarinya hingga kakinya benar-benar meninggalkan tanah di tiap lompatan.

“Goyle, Gregory!”

Ada kesunyian panjang, menegangkan di bawah Topi. Hampir satu menit.

“SLYTHERIN!”

“Granger, Hermione!”

Hermione dengan cepat berlari menuju Topi Seleksi, mengangkatnya dan menjejalkan kreasi kain tua bertambal sulam ke atas kepalanya, membuat Harry meringis. Hermione adalah orang yang sudah menjelaskan pada dia tentang Topi Seleksi, tapi Hermione jelas tidak memperlakukannya seperti artefak tak tergantikan, benar-benar penting, berusia 800 tahun dari sihir yang terlupakan yang akan melakukan telepati rumit pada pikiran Hermione dan terlihat seperti tak berkondisi fisik baik.

“RAVENCLAW!”

Bicara tentang kesimpulan yang sudah jelas. Harry tak melihat kenapa Hermione begitu tegang tentangnya. Dalam alam semesta alternatif apa yang bisa membuat gadis itu tidak diseleksi masuk dalam Ravenclaw? Jika Hermione Granger tidak masuk dalam Ravenclaw maka tak ada alasan yang bagus untuk membiarkan Asrama Ravenclaw tetap ada.

Hermione tiba di meja Ravenclaw dan mendapat sorakan wajib; Harry penasaran apakah sorakan itu akan lebih keras, atau pelan, kalau mereka tahu kompetitor level apa yang baru saja mereka sambut ke meja mereka. Harry mengetahui nilai pi sampai 3.141592 karena keakuratan sepersejuta sudah cukup untuk kebanyakan tujuan praktis. Hermione tahu sampai seratus angka dari pi karena itulah jumlah digit yang tercetak di belakang buku matematikanya.

Neville Longbottom masuk ke Hufflepuff, Harry lega melihatnya. Kalau Asrama itu benar-benar memiliki kesetiaan dan persaudaraan yang harusnya seperti yang mereka contohkan, maka satu Asrama penuh teman-teman yang bisa diandalkan akan memberi Neville satu dunia penuh kebaikan. Anak cerdas di Ravenclaw, anak jahat di Slytherin, anak sok pahlawan di Gryffindor, dan semua yang benar-benar bekerja di Hufflepuff.

(Walau Harry memang benar sudah berkonsultasi pada prefek Ravenclaw terlebih dulu. Si wanita muda itu tak memindahkan mata dari bacaannya atau mengenali Harry, hanya menusuk tongkat sihir ke arah Neville dan menggumamkan sesuatu. Yang setelahnya Neville memperoleh ekspresi bingung dan berjalan saja ke gerbong kelima dari depan dan kompartemen keempat di kiri, yang memang benar berisi kataknya.)

“Malfoy, Draco!” masuk ke Slytherin, dan Harry menghembuskan napas lega kecil. Itu memang kelihatannya adalah suatu hal yang sudah pasti, tapi kamu tak pernah tahu kejadian kecil apa yang bisa mengganggu arah rencana utamamu.

Profesor McGonagall memanggil “Perks, Sally-Anne!”, dan dari anak yang berkumpul keluarlah gadis pucat tak terurus yang benar-benar terlihat anehnya sangat halusтАУseolah dia bisa saja menghilang dengan misterius saat kamu berhenti melihatnya, dan tak akan pernah terlihat lagi atau bahkan diingat.

Dan kemudian (dengan sedikit ragu-ragu bercampur takut yang dijaga ketat dari suaranya hingga kamu harus benar-benar mengenalnya dengan sangat baik untuk menyadarinya) Minerva McGonagall mengambil napas panjang, dan memanggil, “Potter, Harry”

Dalam seketika kesunyian muncul dalam aula.

Seluruh percakapan terhenti.

Seluruh mata berubah jadi tatapan.

Untuk pertama kalinya dalam seluruh hidupnya, Harry merasa seolah dia mungkin memiliki kesempatan untuk merasakan demam panggung.

Harry dengan cepat menghapus perasaan ini. Satu ruangan penuh orang yang memandangnya adalah suatu hal yang harus dia biasakan, kalau dia ingin hidup di Inggris sihir, atau juga melakukan sesuatu lainnya yang menarik dalam hidupnya. Menempelkan senyuman palsu percaya diri pada wajahnya, dia mengangkat kaki untuk melangkah majuтАУ

“Harry Potter!” teriak suara dari entah Fred atau George Weasley, dan kemudian “Harry Potter!” teriak kembar Weasley yang lain, dan sesaat kemudian seluruh meja Gryffindor, dan tak lama sebagian besar dari Ravenclaw dan Hufflepuff, ikut bersorak.

“Harry Potter! Harry Potter! Harry Potter!”

Dan Harry Potter berjalan maju. Sedikit terlalu pelan, dia baru sadar setelah dia mulai, namun di saat itu sudah terlambat untuk mengubah lajunya tanpa terlihat canggung.

*

“Harry Potter! Harry Potter! HARRY POTTER!”

Dengan seluruh maksud yang baik atas apa yang akan dia lihat, Minerva McGonagall berbalik melihat ke belakangnya pada mereka yang ada di Meja Utama.

Trelawney dengan panik mengipasi dirinya sendiri, Filius melihat penuh rasa ingin tahu, Hagrid ikut bertepuk tangan, Sprout terlihat pedas, Vector dan Sinistra terlihat geli, dan Quirell memandang kosong entah ke mana. Albus tersenyum dengan murah hati. Dan Severus Snape memegang gelas anggur kosongnya, dengan kencang, sebegitu kencang hingga peraknya berubah bentuk secara perlahan.